Manggarai Timur Terkini
Pemkab Manggarai Timur Dorong Petani Regenerasi Kopi Arabika Demi Tingkatkan Produktivitas
Sentis juga mengakui, saat ini produksi kopi arabika mengalami penurunan yang drastis. Hal ini dikarenakan berbagai faktor.
Penulis: Robert Ropo | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo
POS-KUPANG.COM, BORONG -- Kopi jenis arabika kini mengalami penurunan hasil produksi, karena itu, untuk kembali meningkatkan kembali hasil produksi dan menjamin akan kualitasnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Timur meminta kepada para petani untuk melakukan regenerasi kembali tanaman kopi arabika.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Bupati Manggarai Timur, Tarsisius Sjukur, kepada POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Jumat 24 Oktober 2025.
Wabup Tarsisius mengatakan, kopi Manggarai Timur merupakan kopi dengan rasanya terbaik, karena itu perlu di regenerasi tanamannya sehingga produktivitasnya meningkat dan aromanya berkualitas.
"Jadi perlu ada regenerasi tanaman kopi. Saat ini tanaman kopi-kopi rata-rata usia sudah tua sehingga produksinya tentu menurun. Karena itu upaya pemerintah daerah yaitu meminta kepada para petani untuk menebang semua pohon kopi-kopi yang sudah usia, kemudian tanahnya diolah lagi dan ditanam lagi dengan bibit kopi arabika yang baru,"Ujar Wabup Tarsisius.
Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Manggarai Timur Yohanes Sentis, juga menerangkan, terkait peningkatan produksi kopi arabika, saat ini pihaknya sedang menyiapkan calon petani dan calon lahan untuk pembudidayaan kopi termasuk kopi arabika sesuai program dari Kementerian Pertanian.
Baca juga: PT Astra International Tbk di Ngada Lepas Ekspor Perdana Kopi Arabika Flores ke Thailand
Sekitar 1000 hektare lahan yang diusulkan untuk pembudidayaan tanaman kopi terbanyak adalah pembudidayaan kopi arabika. Sedangkan untuk kopi robusta diusulkan terbanyak di daerah-daerah sedang dibawa ketinggian 800 sampai 500 meter diatas permukaan laut.
Sentis juga mengatakan, kopi arabika sangat cocok dibudidayakan di wilayah Borong bagian utara, Ranamese bagian Utara, Lamba Leda Selatan, Lamba Leda Timur, Congkar, Elar, Kota Komba dan Kota Komba Utara.
Sentis juga mengakui, saat ini produksi kopi arabika mengalami penurunan yang drastis. Hal ini dikarenakan berbagai faktor.
Diantaranya kata Sentis, berupa usia kopi yang sudah tua, sehingga perlu adanya regenerasi untuk meningkatkan produktivitasnya.
"Memang ada yang tanam baru, tetapi buahnya tidak banyak juga karena masalah bibit yang digunakan bukan dari bibit unggul," ujarnya.
Selain itu juga, penyebab produksi kopi menurun karena perawatan tidak maksimal, perubahan iklim, tanaman pelindung kopi menggunakan pohon lain bukan lagi menggunakan pohon dadap karena menggunakan pohon dadap produksi kopi akan lebih baik.
Meski demikian, kata Sentis, pihaknya dalam hal ini melalui petugas penyuluh lapangan di setiap desa terus memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada para petani. Petaninya semestinya sudah bisa mengakses SOP terkait cara pembudidayaan kopi arabika yang baik di media.
Selain itu, Pemerintah Daerah juga sejauh ini melakukan kerja sama dengan berbagai pihak seperti Rikolto melalui Asnikom, Yayasan Dharma Bakti Astra, dan berbagai LSM lainya yang memfasilitasi pendampingan hingga pemasaran kopi arabika.
Sentis juga mengatakan, kopi arabika juga selalu diekspor ke luar negeri seperti Eropa, Amerika dan Asia, meski demikian, pihaknya tidak memastikan berapa jumlah yang diekspor karena saat ini perdagangan bebas, dimana pos-pos hasil bumi sudah tidak ada lagi saat ini dampak dari peraturan pemerintah terbaru terkait tidak diperbolehkan untuk adanya pos-pos hasil bumi yang ada di perbatasan tersebut.
"Tapi yang pasti saat ini masih ada ekspor kopi arabika ke luar Negeri melalui berbagai perusahan yang membeli hasil bumi seperti PT Sari Makmur Tunggal Mandiri Borong, PT Indokom dan juga sejumlah perusahan pengepul yang ada di Ruteng," ujarnya. (rob)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.