Ngada Terkini
Deklarasi Multi Sektor di Ngada Jaga Ekosistem Alam Berkelanjutan
kegiatan ini juga menjadi momentum deklarasi komitmen bersama untuk menjaga kelestarian Mbou (komodo) dan spesies lainnya di Kabupaten Ngada.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Charles Abar
POS-KUPANG.COM, BAJAWA – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur menggelar diskusi publik bertema pelestarian ekosistem alam berkelanjutan di Hotel Edelweis Bajawa, Kabupaten Ngada, Senin (6/10/2025).
Forum ini merupakan bagian dari kolaborasi Multistakeholder Coordination Platform (MCP) yang menghadirkan berbagai unsur, mulai dari pimpinan DPRD, pemerintah daerah, In-Flores Project, hingga akademisi dari Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa (STIPER FB).
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Bupati Ngada, Raymundus Bena, dan dilanjutkan dengan diskusi publik yang diawali dengan paparan dari Kepala BBKSDA NTT, Adi Nurul Hadi.
Dalam pemaparannya, Adi menjelaskan pentingnya menjaga kelestarian berbagai satwa endemik di Pulau Flores, seperti Elang Flores, Komodo, dan Mbou Riung (Komodo). Ia menegaskan bahwa upaya konservasi merupakan tanggung jawab bersama berbagai pihak.
“Melalui kerja kolaborasi, upaya konservasi bisa melibatkan banyak pihak. Keberadaan satwa endemik ini memiliki multi efek bagi masyarakat, terutama dalam mendukung ekosistem pariwisata,” ujar Adi.
“Forum ini menjadi ruang bersama untuk menyusun strategi dan aksi nyata ke depan,” tambahnya.
Baca juga: Festival Gayain Dongkrak UMKM Ngada, Pedagang Rasakan Lonjakan Pemasukan
Direktur In-Flores Project, Tamin Sitorus, menuturkan kegiatan ini juga menjadi momentum deklarasi komitmen bersama untuk menjaga kelestarian Mbou (komodo) dan spesies lainnya di Kabupaten Ngada.
“Salah satu tujuan forum ini adalah memperkuat tata kelola spesies yang terancam punah dengan melibatkan berbagai pihak dan kepentingan masyarakat,” jelas Tamin.
Selain itu, projek ini tidak hanya berfokus pada pelestarian spesies tetapi juga mengangkat perekonomian masyarakat setempat di sekitar wilayah konservasi.
“Proyek ini tidak hanya berfokus pada pelestarian, tetapi juga pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan konservasi. Dengan peningkatan ekonomi, masyarakat akan menjadi penjaga terbaik bagi Mbou atau komodo,” lanjutnya.
Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara kepentingan ekonomi masyarakat dan pelestarian lingkungan.
“Lahan tetap milik masyarakat, namun proyek ini hadir untuk membantu mereka dari sisi ekonomi. Pemerintah perlu memperhatikan keberlangsungan hidup masyarakat, dan masyarakat pun harus mendukung konservasi ini,” pungkasnya. (cha)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Pesan Kritis Dirut Politeknik St Wilhelmus Boawae Nagekeo Beri kepada Wisudawan |
![]() |
---|
Dialog Publik di Festival Gayain Ngada Bahas Titik Temu Modernisasi dan Tradisi |
![]() |
---|
Tarian Etnis Riung Lenggo Riung Memukau Festival Gayain Ngada |
![]() |
---|
Kemenbud RI Gandeng Pemkab Ngada Selenggarakan Gerakan Kebudayaan Indonesia |
![]() |
---|
STKIP Citra Bakti Tampilkan Tarian Lenggo Riung di Pembukaan Festival Gayain Ngada |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.