Timor Tengah Utara Terkini
Bantuan Sumur Bor YFMG di Maumolo Masuk Finishing, Warga Sebut Wajah Baru Pertanian Mulai Tampak
Bernadus Obe, menyebut bantuan sumur bor dari Fransiskus Go melalui Yayasan Felix Maria Go (YFMG) melahirkan wajah baru bagi dunia pertanian.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Warga RT 16, Kampung Maumolo, Kelurahan Bansone, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Bernadus Obe, menyebut bantuan sumur bor dari Fransiscus Go melalui Yayasan Felix Maria Go (YFMG) melahirkan wajah baru bagi dunia pertanian di wilayah tersebut.
Pasalnya, selama ini warga setempat kesulitan memperoleh sumber air bersih.
"Jangankan untuk siram sayur dan tanaman, air untuk kebutuhan sehari-hari saja kami pake beli," ujarnya saat ditemui Pos Kupang, Senin (29/9).
Dikatakan Bernardus, selama ini demi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, warga terpaksa merogoh kocek pribadi untuk membeli air dari mobil tangki seharga Rp 80.000 sampai Rp 90.000. Air yang dibeli dari mobil tangki tersebut bisa digunakan lebih dari satu pekan.
Di tengah situasi ekonomi masyarakat setempat yang kurang menentu, Bernadus menyebut biaya membeli air dari mobil tangki tersebut sangat mahal.
Meskipun demikian, mereka mengaku bersyukur karena jarak antara sumber air yang diambil mobil tangki dan pemukiman warga cukup dekat. Hal ini menyebabkan biaya masuk kategori wajar.
Ia menjelaskan, warga Desa Maumolo sekitar 10 sampai 15 tahun silam adalah tulang punggung penyuplai tanaman hortikultura untuk masyarakat di Kota Kefamenanu.
Namun, dalam kurun kurang dari 10 tahun terakhir julukan itu hilang. "Kami di sini mulai susah tanam sayur mulai kami alami kurang air," ujarnya.
Demi menjaga kondisi ekonomi tetap stabil, sejumlah masyarakat setempat hingga saat ini masih bertahan dengan menggeluti dunia tanaman hortikultura. Mereka memanfaatkan air sumur yang digali secara manual untuk menyiram tanaman.
Demi memperoleh air bersih gratis untuk kebutuhan sehari-hari, masyarakat terpaksa menempuh perjalanan sejauh 500 meter sampai 1 kilometer.
Sebelumnya, mereka tidak kesulitan lantaran air mengalir tepat di pinggir kampung. Saat ini, debit air di kali itu menurun drastis.
Bernadus juga bersyukur, mereka dipercayakan mengerjakan bak penampung untuk sumur bor itu. Kehadiran bantuan sumur bor ini juga membawa berkat khususnya lapangan pekerjaan bagi penduduk di Kampung Maumolo.
Hal senada disampaikan Warga Kampung Maumolo, RT 17 Kelurahan Bansone bernama Fridus Obe. Pria berusia 42 ini menyebut warga setempat sangat familiar dengan Fransiskus Go. Sosok dibalik terealisasinya bantuan sumur bor untuk masyarakat setempat.
Bagi Fridus, kehadiran Fransiscus Go melalui Yayasan Felix Maria Go ini merupakan kado paling berharga untuk masyarakat setempat. Kesulitan air bersih merupakan persoalan menahun yang dirasakan masyarakat selama ini.
Ia menerangkan, bak penampung pada sumur bor pertama telah dituntaskan. Saat ini sedang dilaksanakan finishing bak penampung kedua. Bak penampung berukuran jumbo ini bakal menjadi harapan masyarakat untuk memperlancar distribusi air untuk kebun sayur dan kebutuhan lainnya.
Seperti ada yang ingin disampaikan oleh alam, mata air tempat menggantungkan harapan, mengering. Perlahan tapi pasti, debit airnya turun drastis.
"Dulunya, mata air di bawah pohon besar itu, sangat besar. Untuk memenuhi kebutuhan warga dan lahan pertanian, sangat cukup. Tapi tidak tahu kenapa, tiba-tiba debit airnya mengecil lalu kering sama sekali. Sejak itu kami mulai kesulitan air," ujar stefanus Kefi mengenang kejayaan Kuan Maumolo, puluhan tahun silam.
Stefanus adalah warga setempat. Tokoh muda yang selalu berjuang, agar Kuan Maumolo bisa keluar dari persoalan air bersih yang membelit mereka.
"Dulu ada yang datang buat sumur bor, katanya, dari pemerintah. Tapi karena tidak melalui adat, air sempat keluar tapi kering lagi. Kami berterima kasih, Pak Fransiscus Go bersama Yayasan Felix Maria Go (YFMG), mau berempati dan membantu kami mengatasi masalah ini," tambah Stefanus.
Kehadiran Yayasan Felix Maria Go memberi harapan baru bagi warga Maumolo. Mengetahui Ketua YFMG, Fransiscus Go "pulang kampung", drh. Joyce, tokoh masyarakat Maumolo, berupaya menemuinya. Minta bantuan. Bak gayung bersambut, para pengurus YFMG sepakat untuk memberi bantuan. Kini, mereka melakukan pendampingan. Berharap Kuan Maumolo bisa bangkit lagi, dan mencapai kemandirian ekonomi seperti dulu kala.
Menurut Fransiscus Go, kepada Pos Kupang, Senin (29/9), program pemberdayaan Kampung Maumolo adalah wujud nyata dari semangat membangun dari akar. "Kami di Yayasan YFMG percaya, bahwa kekuatan bangsa dimulai dari desa. Dengan melibatkan masyarakat setempat, mulai dari pengembangan ekonomi kreatif, peningkatan keterampilan, hingga pemanfaatan potensi alam, kita tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga menumbuhkan kemandirian," ujarnya.
Dia menambahkan, Maumolo memiliki kekayaan budaya dan sumber daya yang luar biasa. "Tugas kita adalah mendampingi, agar potensi ini bisa dikelola dengan baik. Sehingga, desa tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi dan sosial.
Harapan kami, program ini menjadi contoh, bahwa ketika masyarakat desa diberi kesempatan dan pendampingan yang tepat, mereka dapat berdiri tegak, sejahtera, dan bangga dengan identitasnya sendiri,” katanya.
Disaksikan Pos Kupang, selain dua unit sumur bor dengan masing-masing bak penampung berukuran jumbo, tepat di pinggir jalan tak jauh dari bak penampung tersebut dibangun rumah tanaman hidroponik. Instalasi perpipaan telah dipasang menuju ke bak penampung tersebut. (bbr)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.