Flotim Terkini
Penyintas Lewotobi di Huntara III Rebutan Air Bersih, Banyak Tak Kebagian
Para penyintas bergerak cepat untuk mengambil air dari profil tank yang baru terisi penuh itu.
Magdalena Letek Tolok, salah satu penyintas di lokasi itu mengaku bahwa distribusi bantuan air bersih lewat mobil tangki akhir-akhir ini semakin jarang.
"Mau satu minggu kami kesulitan air bersih, kalau keadaan begini kami ambil air di sumur bor, tetapi airnya tidak bersih, jadi kami hanya pakai untuk cuci saja," katanya kepada POS-KUPANG.COM, Rabu (24/9/2025).
Kekhawatiran Magdalena Tolok sedikit terobati setelah satu unit mobil tangki kapasitas 5.000 liter tiba di Huntara III. Seisi penghuni langsung berebutan, ada yang tak kebagian.
"Yang terlambat tidak dapat, harus gerak cepat supaya dapat giliran tada air," katanya.
Maria Luo Huar, penyintas lainnya, juga mengaku harga air bersih untuk minum dan masak bisa mencapai ratusan ribu. Harga satu drom air dibanderol Rp20.000 hingga Rp25.000.
Selain berharap meningkatkan bantuan air, Maria bersama ratusan penyintas juga mengaku masih membutuhkan tambahan profil tank.
"Kalau bisa, bantu kami dengan membuat jaringan air, soalnya mama-mama yang sudah lansia yang rumahnya ada di ketinggian setiap hari turun lihat profil tank, kadang air kosong sama sekali," harapnya.
Dikutip dari BNPB, Huntara tahap III yang dibangun BNPB di Desa Konga mulai ditempati penyintas sejak Agustus 2025.
Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto menjelaskan, para pengungsi tidak selamanya tinggal di huntara. Pemerintah telah menyiapkan relokasi ke hunian tetap di wilayah Desa Noboleto.
Saat ini telah dilakukan pembukaan jalan dengan jarak sepanjang 8 kilometer dari jalan utama untuk menuju lokasi hunian tetap tersebut.
“Mereka tidak selamanya tinggal di huntara, sedang proses dipindah ke tempat permanen atau hunian tetap, sekarang sedang proses penyiapan,” ungkap Suharyanto. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.