Sumba Timur Terkini
Hari Keadilan Ekologis Sedunia Resmi Dideklarasikan di Waingapu NTT
Tugu tersebut menjadi ikon persatuan masyarakat adat, petani, nelayan, perempuan, anak muda, akademisi, seniman, jurnalis dan para korban bencana
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Budiman
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Hari Keadilan Ekologis Sedunia resmi dideklarasikan di Taman Sandalwood, Kota Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (20/9/2025).
Peristiwa bersejarah ini ditandai dengan diresmikan Tugu Keadilan Ekologis.
Tugu tersebut menjadi ikon persatuan masyarakat adat, petani, nelayan, perempuan, anak muda, akademisi, seniman, jurnalis dan para korban bencana ekologis.
Merekalah yang bersaksi tentang krisis iklim yang melanda bumi dan rakyatnya, sekaligus bertekad untuk menjadikannya titik balik peradaban.
Baca juga: Fair Future dan Kawan Baik Beri Alkes Rp230 Juta ke RSUD Waingapu
Hadir dalam acara ini adalah Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sultan Baktiar Najamudin, anggota DPD RI asal NTT, Hilda Manafe, Angelius Wake Kako, dan Abraham Liyanto, Bupati Sumba Barat Daya Ratu Wulla, Wakil Bupati Sumba Timur Yonathan Hani, dan perwakilan pejabat dari Sumba Tengah dan Sumba Barat.
Selain itu, hadir juga 529 ketua dan perwakilan jaringan organisasi WALHI dari seluruh Indonesia, para aktivis, Dewan Nasional serta Eksekutif Daerah WALHI, dan ribuan masyarakat Sumba Timur.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nasional, Zenzi Suhadi mengatakan, Sumba merupakan pulau yang hingga kini masih mempertahankan tujuh sendi peradaban nusantara di Indonesia.
Ia menyebutkan, tujuh sendi itu meliputi arsitektur rumah, bahasa, tenun, sistem pangan, pengobatan tradisional, perkakas dan bela diri.
Baca juga: BPJS Kesehatan Waingapu Goes to Campus di Akper Sumba Timur
Hal tersebutlah yang menjadi alasan mengapa Pulau Sumba menjadi tempat pelaksanaan Pekan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) XIV WALHI, sekaligus deklarasi Hari Keadilan Ekologis Sedunia pada 20 September 2025.
“Kita memutuskan Pulau Sumba (karena) di pulau ini manusia yang hidup di atasnya masih mempertahankan tujuh sendi peradaban nusantara,” katanya, Kamis (18/9/2025).
Menurutnya, tujuh sendi peradaban itu ibarat kerangka kehidupan. “Ketika satu sendi mengalami keruntuhan maka dia akan memberikan beban kepada sendi yang lainnya,” ujarnya.
Ia beralasan, memilih pulau ini tempat dideklarasikan Hari Keadilan Ekologis Sedunia karena Sumba masih memperlihatkan makna keadilan dalam pengelolaan sumber daya alam, kelestarian lingkungan dan peradaban masyarakatnya.
Zenzi Suhadi menjelaskan, WALHI tidak menempatkan deklarasi ini sebagai seremonial semata.
Baca juga: Wabup Sumba Timur Ajak Gotong Royong dalam PNLH XIV Walhi di Waingapu
Hari Keadilan Ekologis dimaknai sebagai momentum titik balik bagi siapa pun, bagi bangsa mana pun yang menyadari kepentingan ekonomi dan politik justru berpotensi menghancurkan alam dan peradaban manusia itu sendiri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.