Alor Terkini

Redam Konflik di Alor, Wagub NTT Johni Asadoma Temui Sejumlah Tokoh 

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Irjen Pol (Purn) Johni Asadoma menemui sejumlah tokoh di Kabupaten Alor, Selasa (16/9/2025).

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/HO
RAPAT - Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma memimpin rapat koordinasi bersama sejumlah tokoh untuk meredam konflik di Kabupaten Alor, Selasa (16/9/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Irjen Pol (Purn) Johni Asadoma menemui sejumlah tokoh di Kabupaten Alor, Selasa (16/9/2025).

Ia memimpin rapat koordinasi lintas sektor untuk meredam konflik di wilayah setempat. 

Rapat tersebut menanggapi sebuah surat yang berisi ajakan untuk perang terbuka. Surat dari pemuda Welai Barat itu ditujukan kepada pemuda Wetabua.

Surat itu muncul pasca kasus dugaan penganiayaan terhadap Dimas Ma’anana, saat ini masih dirawat intensif di RSUD Alor akibat luka tikaman nyaris mengenai paru-paru.

Dalam arahannya, mantan Kapolda NTT itu menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden penganiayaan yang memicu ketegangan antarpemuda. 

Ia mengingatkan bahwa jika tidak ditangani dengan tepat, situasi ini berpotensi berkembang menjadi konflik horizontal yang merugikan masyarakat luas.

Menurut Johni Asadoma, proses hukum adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan kasus ini. 

"Kepada tokoh adat, agama, dan masyarakat, mari segera melakukan pendekatan persuasif agar anak-anak muda kita tidak terseret arus emosi yang membutakan nalar," ujarnya.

Johni Asadoma menekankan pentingnya peran pemerintah, tokoh adat, dan tokoh agama, untuk bersinergi meredam konflik. 

Dia menyebut, langkah lanjutan dari rapat koordinasi adalah pernyataan sikap bersama melalui deklarasi damai dan press release resmi, yang ditandatangani semua pihak terkait.

"Pemprov dan Pemkab akan terus memantau perkembangan serta memastikan tindak lanjut nyata demi perdamaian yang berkelanjutan," katanya. 

Wakil Bupati Alor Rocky Winaryo mengatakan, Pemkab bersama Polres, Kodim, dan aparat desa/kelurahan akan mengambil langkah cepat untuk menjaga situasi tetap aman dan kondusif.

"Saya mengimbau seluruh tokoh masyarakat, agama, dan pemuda untuk ikut menenangkan anak-anak muda kita, memberi pemahaman, dan mencegah keterlibatan mereka dalam tindakan yang tidak bertanggung jawab. Kita semua adalah satu keluarga besar masyarakat Alor," ujarnya. 

Kapolres Alor AKBP Nur Azhari dalam rapat tersebut memaparkan kronologi kejadian serta perkembangan penanganan kasus.

Ia menegaskan komitmen kepolisian untuk memproses hukum secara profesional dan transparan.

"Kami tidak boleh terburu-buru menetapkan tersangka tanpa bukti kuat. Salah tangkap justru dapat membatalkan proses hukum melalui pra-peradilan. Proses ini harus hati-hati namun tegas," kata Nur. 

Johni Asadoma Redam Konflik di Alor
RAKOR - Tokoh masyarakat dan tokoh agama di Kabupaten Alor mengikuti rapat koordinasi yang dipimpin oleh Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, Selasa (16/9/2025).

Aspirasi Masyarakat

Sejumlah tokoh dan perwakilan masyarakat turut menyampaikan pandangan, harapan, sekaligus pertanyaan terkait penanganan kasus ini. 

Sulbi Marokang, ibu dari korban penganiayaan, dengan penuh haru meminta agar seluruh pelaku yang terlibat segera ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku.

Ia juga mengungkapkan kerinduan agar hubungan kekerabatan antara Wetabua dan Welai, yang sejak dahulu terikat, dapat dipulihkan kembali seperti sediakala.

Sapta Puling, tokoh pemuda Kampung Pantar, menyuarakan kekecewaannya terhadap lambannya respons aparat sebelum keributan terjadi. 

Dia menekankan pentingnya penegakan hukum yang adil tanpa adanya diskriminasi, serta berharap pihak kepolisian memberikan kejelasan atas laporan yang sebelumnya telah disampaikan masyarakat.

Sementara itu, Marjuki Galeko, tokoh masyarakat Wetabua, menyatakan komitmen pihaknya untuk tidak mengintervensi proses hukum yang sedang berjalan. 

Marjuki menegaskan, masyarakat Wetabua tetap memegang teguh sumpah adat persaudaraan antar kampung yang diwariskan para leluhur. Sehingga persatuan dan kebersamaan harus tetap dijaga di tengah situasi sulit ini.

Dari unsur tokoh agama, Pendeta Yubi menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas hilangnya peran tokoh-tokoh lokal dalam menjaga ketenteraman masyarakat. 

Pendeta Yubi memberikan masukan agar Polres dan Kodim mengoptimalkan peran anggota aparat yang berdomisili di masing-masing kampung untuk turun langsung meredam ketegangan. 

Menurutnya, langkah ini penting untuk mengurangi potensi konflik susulan serta memperkuat rasa aman di tengah masyarakat. (fan) 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved