Bencana Tanah Longsor di TTU
Korban Tanah Longsor Sebut Nyaris 6 Kali Dikunjungi Pegawai Pemda TTU
Nyaris 6 kali kunjungan tersebut dilaksanakan sejak pertama kali fenomena longsor melanda pemukiman mereka.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Warga RT 002/001, Dusun 1, Desa Kiuola, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT bernama Bernadus Ratrigis menyebut, lokasi bencana tanah longsor tersebut telah ditinjau langsung oleh pemerintah kecamatan dan Tim Terpadu Penanggulangan Bencana Kabupaten TTU.
Nyaris 6 kali kunjungan tersebut dilaksanakan sejak pertama kali fenomena longsor melanda pemukiman mereka.
Meskipun demikian, kunjungan dari Tim Terpadu Penanggulangan Bencana Daerah Pemkab TTU tersebut tak kunjung menuai hasil alias nihil hasil.
Dikatakan Bernardus, dirinya telah dan keluarga lainnya yang bermukim di bantaran kali tersebut telah bosan dan nyaris tidak percaya lagi jika mereka akan melakukan kunjungan berikutnya.
Beberapa waktu lalu, lanjutnya, ia dan keluarganya telah melakukan pemindahan rangka rumah ke lokasi baru.
Baca juga: Ancaman Tanah Longsor di Desa Kiuola, Fransiskus Satban Dengar Bunyi Retakan Tanah
Sementara perabot rumah tangga telah dipindahkan terlebih dahulu.
"Saya paling pertama kasih pindah rumah. Karena saya lihat kondisi tanah semakin parah," ujarnya, Minggu (16/11/2025).
Selain itu, kondisi retakan tanah yang perlahan mulai terjadi di lantai rumah mereka menjadi salah satu alasan mereka terpaksa melakukan relokasi rumah.
Ia menjelaskan, relokasi ini dilakukan dengan memikul kerangka rumah kayu miliknya ke lokasi tanah yang baru. Masyarakat setempat dan keluarga membantu proses ini.
"Kalau kita bertahan di sini akan semakin bahaya karena banjir kikis tanah dan longsor terus terjadi,"ujarnya.
Bernadus mengaku tidak memiliki uang untuk membangun kembali rumah baru mereka usai rumah lama miliknya diancam tanah longsor dan banjir. Oleh karena itu, memindahkan rumah lama ke lokasi baru dibantu warga adalah cara untuk menjawabi persoalan ini.
Sementara itu, Korban bencana tanah longsor di RT 002, RW 001, Dusun 1, Desa Kiuola bernama Fransiskus Satban menyebut ia dan keluarganya memutuskan untuk melakukan evakuasi mandiri usai pagi tadi mendengar bunyi retakan tanah disertai pergeseran posisi rumah.
Ia menjelaskan, sebelumnya beberapa fasilitas seperti WC, kandang ternak dan dapur telah jatuh ke bantaran kali usai banjir mengikis bantaran kali.
Fransiskus mengaku saat ini telah memindahkan semua perabot rumah tangga di rumah milik keluarga di RT 011, RW 005, Desa Kiuola.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Kondisi-rumah-warga-di-Kiuola.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.