NTT Terkini
BNPT Gelar Tinta Emas Secara Hybrid, Cegah Radikalisme dan Terorisme
Berdasarkan Global Terrorism Index (GTI), Indonesia termasuk ke dalam negara kategori tinggi yang terdampak terorisme.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTT menggelar kegiatan Tulisan Cinta Menyongsong Indonesia Emas (Tinta Emas) “Goresan Cinta Untuk Memperkuat Ketahanan Nasional”.
Kegiatan yang akan digelar secara hybrid pada Rabu (8/10/2025) merupakan upaya pencegahan radikalisme dan terorisme melalui FKPT.
Kegiatan yang melibatkan jurnalis, mahasiswa, pemuda, pers kampus dan berbagai unsur ini merupakan usaha bersama untuk mewaspadai radikalisme dan terorisme sebagai bagian dari upaya-upaya pencegahan terorisme, dalam rangka merawat perdamaian, toleransi dan kebhinekaan Indonesia.
Berdasarkan Global Terrorism Index (GTI), Indonesia termasuk ke dalam negara kategori tinggi yang terdampak terorisme.
Pada tahun 2024, Indonesia menempati urutan ke-31 dari 135 negara dengan indeks 3,9 (Institute for Economics and Peace, 2024).
Demikian juga dengan banyaknya kasus pendanaan terorisme didapatkan hasil utama penilaian risiko Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (TPPT) tahun 2021 terdiri dari pengumpulan dana (collecting) untuk Foreign Terrorist Fighter (FTF) melalui NPO.
Baca juga: Pertamina dan BNPT Pulihkan Harapan Warga Terdampak Radikalisme di Dompu
Kemudian usaha bisnis yang sah, perpindahan dana (moving) menggunakan metode teknologi pembayaran baru, penggunaan dana (using) untuk membeli senjata dan bahan peledak, hingga perkembangan ancaman terkini salah satunya penyalahgunaan asset virtual (kripto).
Hasil survei Indeks Potensi Radikalisme yang dilakukan oleh BNPT tahun 2024 menunjukan bahwa wanita dan anak muda masih menjadi kelompok paling rentan terhadap paparan paham radikalisme.
Netizen yang aktif mencari dan menyebar konten keagamaan merupakan kelompok yang juga rentan terhadap paparan paham radikalisme.
Indeks potensi radikalisme pada perempuan mencapai 12 persen, pada milenial 11,8 persen, pada Gen Z 11,7 persen, pada pencari konten keagamaan di internet sebanyak12,3 persen dan yang aktif menyebar konten keagamaan sebanyak 12.9 persen.
Keempat entitas tersebut perlu diwaspadai dan terus menjadi sasaran utama dalam melakukan kontra narasi dan peningkatan daya tangkal, karena mereka cukup rentan terhadap terpaan radikalisme dan terorisme .
Berdasarkan pada penelitian ini, BNPT ingin memberikan wawasan tentang pencegahan radikalisme dan terorisme kepada masyarakat untuk memperkuat ketahanan Nasional.
Pendekatan lunak dalam pencegahan radikalisme dan terorisme termasuk dalam strategi penanggulangan terorisme yang dilakukan oleh BNPT.
Dalam Jurnal Of Second Language Writing, tulisan tidak hanya sekedar representasi bahasa lisan, melainkan juga alat untuk berpikir kritis, berekspresi, dan berinteraksi sosial.
Dalam konteks ketahanan nasional, tulisan dapat menggapai tujuan ketahanan nasional untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Cegah Radikalisme dan Terorisme, BNPT Gelar Tinta Emas Secara Hybrid |
![]() |
---|
BERITA POPULER- Temuan Bahan Kimia Berbahaya di Rote, Keracunan MBG di TTS, Pengadaan Mobil Damkar |
![]() |
---|
Polda NTT Tetapkan Tiga Tersangka Kasus Dugaan Pemalsuan Surat di PT AGS |
![]() |
---|
Kasus eks Kapolres Ngada Dinilai Lukai Rasa Kemanusiaan, Korban Anak Harus Dilindungi |
![]() |
---|
DPRD Minta Ajakan Gubernur NTT Agar ASN Bantu Komunikasi Publik Hindari Distorsi Informasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.