Kota Kupang Terkini

Dari Arisan ke Koperasi, IKB BIINMAFFO Bangkitkan Semangat Nekaf Mese Ansaof Mese

Dari Arisan ke Koperasi, IKB BIINMAFFO Bangkitkan Lagi Semangat Nekaf Mese Ansaof Mese, di Kupang, Provinsi NTT.

POS-KUPANG.COM/RAY REBON
BIINMAFFO - Suasana kegiatan refleksi 27 tahun berdirinya IKB BIINMAFFO Kupang dikediaman Frans X. Skera.   

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dari arisan sederhana lahir koperasi yang kokoh. Dari pertemuan kecil di rumah tua di Jalan Hati Suci, lahir kembali semangat persaudaraan yang sempat redup. 

Begitulah cara warga Timor Tengah Utara (TTU) di Kupang menyalakan kembali bara solidaritas melalui kebangkitan Ikatan Keluarga Besar (IKB) BIINMAFFO, organisasi sosial yang kini genap berusia 27 tahun.

Setelah hampir dua dekade vakum, IKB BIINMAFFO kembali meneguhkan eksistensinya dengan semangat lama yang tetap relevan: "Nekaf Mese Ansaof Mese, Ike Suti Nkeo, Fani Benas Naik Tui Atu Nkeo" satu hati, satu langkah, satu pengharapan di bawah lindungan Tuhan.

Dalam acara refleksi sederhana di kediaman Frans X. Skera, pendiri sekaligus Ketua pertama BIINMAFFO, di Jalan Hati Suci 36 Oebobo, Sabtu 4 Oktober 2025, puluhan anggota hadir dalam suasana hangat dan penuh kekeluargaan. 

Di rumah itulah, dua puluh tujuh tahun silam, BIINMAFFO pertama kali lahir dari gagasan dua pegawai muda, Drs. Willem Foni dan Drs. Goni Nggadas.

"Pertemuan perdana dilakukan di rumah ini, dihadiri tokoh-tokoh dari tiga swapraja: Biboki, Insana, dan Miomafo. Dari situ lahirlah nama BIINMAFFO, singkatan dari tiga kerajaan itu, yang juga bermakna di bawah lindungan Tuhan dan Bunda Maria," tutur Frans Skera.

Organisasi ini sempat berkembang pesat dengan kegiatan sosial aktif, AD/ART lengkap, dan kepengurusan resmi. Namun, seiring waktu, semangat kebersamaan mulai luntur. 

Regenerasi kepemimpinan yang seharusnya dilakukan tiga tahun sekali tidak berjalan, hingga akhirnya kegiatan organisasi terhenti dan BIINMAFFO nyaris dilupakan.

Hampir dua puluh tahun kemudian, tepatnya Mei 2022, sejumlah tokoh TTU di Kupang seperti Frans Salem, John Neno, Willem Foni, dan Goni Nggadas dan tokoh lainnya kembali berkumpul di rumah Frans Skera

Pertemuan itu menjadi titik balik kebangkitan BIINMAFFO. Mereka sepakat menghidupkan kembali organisasi melalui cara sederhana namun efektif: arisan bulanan bergilir antaranggota.

"Arisan bukan sekadar kumpul uang, tapi cara menjaga silaturahmi dan menumbuhkan rasa memiliki," ujar Frans Skera.

Dari kegiatan arisan yang rutin itu, muncul gagasan membentuk Koperasi Simpan Pinjam (KSP) BIINMAFFO sebagai bentuk nyata dari semangat kemandirian ekonomi warga TTU di perantauan. 

"Mengabaikan sejarah sosial pemerintahan TTU sama saja dengan mengingkari akar budaya sendiri," tegas Frans Skera.

Meski muncul perbedaan pandangan, para senior menyikapi dengan bijak. "Berbeda wadah itu lumrah, tapi menanggalkan sejarah dan akar budaya sendiri berarti kehilangan makna," tambah Frans Skera.

Refleksi 27 tahun BIINMAFFO menjadi momen penting untuk memperkuat solidaritas dan kemandirian warga TTU di Kupang. Semboyan "Nekaf Mese Ansaof Mese" kembali digaungkan bukan sekadar sebagai slogan, tetapi sebagai pedoman hidup bagi setiap anggota di perantauan.

"Organisasi sosial hanya bisa bertahan kalau anggotanya rela berkorban, punya rasa memiliki, dan taat pada aturan bersama," pesan Frans Skera, yang kini menjadi penasihat BIINMAFFO.

Ketua KSP BIINMAFFO, Frans Salem, menjelaskan bahwa koperasi ini dimulai dengan 24 anggota dan modal awal Rp 81 juta, melampaui batas minimal pendirian koperasi berbadan hukum sebesar Rp 75 juta. 

"Dorongan membentuk koperasi lahir dari keinginan bersama agar organisasi ini punya makna lebih. Kami ingin BIINMAFFO bukan hanya wadah sosial, tapi juga tempat saling mendukung dalam bidang ekonomi," ujar Frans Salem.

DIINMAFFO - Suasana kegiatan refleksi 27 tahun berdirinya IKB BIINMAFFO Kupang dikediaman Frans X. Skera.
 
DIINMAFFO - Suasana kegiatan refleksi 27 tahun berdirinya IKB BIINMAFFO Kupang dikediaman Frans X. Skera.   (POS-KUPANG.COM/RAY REBON)

Kini, koperasi yang resmi berbadan hukum itu telah memiliki 45 anggota aktif, terdiri dari 36 laki-laki dan 9 perempuan, dengan total saham mencapai Rp 167 juta.

Koperasi ini juga telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan mencatat Sisa Hasil Usaha (SHU) tahun 2024 sebesar Rp 17,5 juta. 

Namun, seluruh anggota sepakat untuk tidak membagikan SHU tersebut, melainkan menambah modal koperasi agar semakin kuat.

"Pelayanan ini lahir dari ketulusan hati. Dulu kami hanya 24 orang, sekarang sudah 45 orang. Puji Tuhan, koperasi kami sudah berdiri dan berkembang," tambah Frans Salem. (ray)

 Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved