NTT Terkini

Menyatukan Suara Pembudidaya untuk Mendukung Budi Daya Rumput Laut Berkelanjutan di Sabu Raijua

Pertemuan tatap muka ini membuka ruang bagi pembudidaya dari Kecamatan Hawu Mehara, Sabu Timur, dan Sabu Liae untuk menyampaikan pembelajaran

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Pembudidaya rumput laut di Sabu Raijua. Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi NTT bersama DKP Kabupaten Sabu Raijua menggelar temu lapang ratusan pembudidaya rumput laut di Desa Lobohede dan Desa Deme, Kabupaten Sabu Raijua pada 27-28 September 2025 lalu. 

Djibrael Kale Dita, dari Desa Lederaga, mengusulkan agar tempat penjemuran yang sudah diperkenalkan YKAN bisa dipakai lebih banyak orang, bukan hanya terbatas pada kelompok.”Dengan menggunakan tempat penjemuran, rumput laut akan lebih bersih, tidak kena kotoran ternak, dan secara waktu kerja akan lebih efisien,” ujarnya.

Elisabeth Radja Nguru, peserta dari Desa Lobohede menambahkan tentang pengalamannya dalam menerapkan BMP.

“Dengan BMP, kami belajar menjaga lokasi, memilih bibit yang baik, hingga menjemur sesuai standar. Hasilnya amat terasa. Panen lebih cepat, kualitas lebih bagus,” katanya.

Pada forum tersebut juga dibahas tantangan dalam budi daya rumput laut. Salah satu isu paling mengemuka adalah penyakit ice-ice, yang kerap merusak tanaman rumput laut. Untuk pencegahannya, mengutip rekomendasi peneliti BRIN perlu dilakukan rotasi lokasi budi daya, pembaruan kalender musim, dan pemilihan varietas rumput laut yang sesuai musim.

Selain itu tantangan yang kini dihadapi para pembudidaya adalah tentang perubahan iklim. Perubahan iklim membuat pola musim semakin tidak menentu.

Pembudidaya membutuhkan informasi yang diperbarui secara berkala. YKAN berkomitmen membantu penyebaran informasi tersebut, agar pembudidaya bisa menyesuaikan teknik budi daya dengan lebih tepat waktu.

Seluruh pihak yang hadir pada pertemuan tersebut sepakat dan berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi, memastikan suara pembudidaya menjadi bagian dari kebijakan, serta menghadirkan solusi berbasis sains sekaligus kearifan lokal.

Dengan sinergi, sektor rumput laut bisa menjadi pilar kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian ekosistem laut. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved