NTT Terkini
Angka Kemiskinan Ekstrem di NTT Masih 19 Persen, Akademisi Undana Beberkan Penyebab
Ricky mencontohkan 37 keluarga di Desa Wewo, Manggarai, yang kehilangan panen akibat serangan hama wereng batang cokla
Penulis: Ray Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Angka kemiskinan ekstrem di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun ini masih bertahan di kisaran 19 persen.
Jumlah tersebut jauh di atas rata-rata nasional dan menempatkan NTT sebagai salah satu daerah dengan beban kemiskinan tertinggi di Indonesia.
Dosen Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nusa Cendana (Undana), Ricky Ekaputra Foeh, M.M, menilai tingginya angka kemiskinan ekstrem di NTT mencerminkan lemahnya manajemen pembangunan.
"Banyak program sudah dijalankan, tapi hasilnya tidak signifikan. Ada program, tapi tidak mengena," kata Ricky, Rabu (1/10/2025).
Menurutnya, ada lima faktor utama yang menyebabkan kemiskinan ekstrem sulit ditekan di NTT.
Baca juga: LLDikti Wilayah XV Dorong Perguruan Tinggi di NTT Tuntaskan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem
Pertama, perencanaan dan implementasi program belum adaptif.
Ricky mencontohkan proyek PAMSIMAS di Desa Persiapan Daefadin, Kabupaten Rote Ndao, yang gagal memberi akses air bersih karena tidak sesuai dengan kondisi geografis dan sumber daya lokal.
Kedua, koordinasi lintas sektor yang masih lemah. Ia menyebut, dana Program Indonesia Pintar (PIP) senilai Rp36 miliar di NTT justru dikembalikan ke kas negara karena tidak dimanfaatkan sekolah-sekolah, mencerminkan lemahnya komunikasi dan supervisi antar-lembaga.
Ketiga, ketergantungan pada bantuan sosial yang membuat masyarakat hanya terolong sementara tanpa kemandirian.
Keempat, kerentanan sektor pertanian subsisten yang masih menjadi tumpuan mayoritas masyarakat miskin di NTT.
Ricky mencontohkan 37 keluarga di Desa Wewo, Manggarai, yang kehilangan panen akibat serangan hama wereng batang coklat.
Baca juga: Opini: Cegah Stunting, Kunci NTT Keluar dari Kemiskinan
Kelima, kesenjangan antarwilayah yang membuat beberapa kabupaten menjadi kantong kemiskinan ekstrem.
Sumba Tengah misalnya, kata Ricky tercatat tingkat kemiskinan 31,78 persen dengan 19,11 persen di antaranya tergolong ekstrem.
Meski demikian, Ricky optimistis penghapusan kemiskinan ekstrem di NTT bukan hal mustahil.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.