Retret Pejabat Pemprov NTT

Ombudsman Nilai Retret Tak Bermanfaat, Minta Pejabat Jangan Baper dengan Kritik Masyarakat

Kepala Ombudsman NTT Darius Beda Daton secara khusus menilai agenda untuk ratusan pejabat itu tidak bermanfaat. 

POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
Hari terakhir retret pejabat struktural Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) di Kabupaten Belu, Sabtu (27/9/2025), memborong dagangan para pelaku UMKM di Desa Jenilu dan Dualaus sebagai bagian dari Program OVOP (One Village One Product). 

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Pelaksanaan retret oleh pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT dinilai tidak tepat waktu.

Kepala Ombudsman NTT Darius Beda Daton secara khusus menilai agenda untuk ratusan pejabat itu tidak bermanfaat. 

Darius Beda Daton kepada wartawan di Kupang, Rabu (24/9) menyebut retret dengan biaya Rp 1 miliar lebih untuk pejabat eselon II, III, dan IV Pemprov melalui BKD bermaksud baik untuk internalisasi visi-misi dan sebagainya. 

"Hanya saja momennya kurang pas karena di tengah sorotan publik terkait efisiensi anggaran, angka kemiskinan NTT yang tinggi," kata Darius Beda Daton

Sepatunya, anggaran yang ada di APBD Pemprov NTT bisa diarahkan ke hal penting. Apalagi, realisasi pendapatan asli daerah atau PAD masih sangat jauh dari target menjelang triwulan IV tahun 2025.

DARIUS BEDA DATON - Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTT, Darius Beda Daton saat menghadiri Rapat Kerja bersama KPUD se-NTT di Hotel Aston Kupang.
DARIUS BEDA DATON - Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTT, Darius Beda Daton saat menghadiri Rapat Kerja bersama KPUD se-NTT di Hotel Aston Kupang. (POS-KUPANG.COM/HO)

Darius Beda Daton juga menambahkan, para pejabat ini pasti punya pengalaman mengikuti Diklat kepemimpinan di semua jenjang dengan berbagai proyek perubahannya.

"Jika kurikulum retret ini sama/mirip  dengan Diklat PIM maka tidak terlalu bermanfaat untuk mereka," sambung Darius Beda Daton

Darius Beda Daton berharap, keikutsertaan semua pejabat struktural itu tidak mengganggu layanan publik seluruh instansi dengan menunjuk pelaksana harian di masing-masing unit. 

Sementara Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, telah membuka secara resmi kegiatan retret pejabat struktural lingkup Pemerintah Provinsi NTT di Politeknik Universitas Pertahanan Ben Mboi, Atambua, Selasa (23/9) malam.

Baca juga: LIPSUS: Banjir Bandang Seret Sembilan Warga, 3 Orang Tewas dan  6 Hilang 

Jangan Bolos

Dalam sambutannya, Gubernur Melki Laka Lena menekankan agar seluruh pejabat struktural mengikuti kegiatan retret dengan penuh semangat, disiplin, dan kesungguhan.

Retret ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kebersamaan sekaligus menumbuhkan semangat transformasi dalam pelayanan publik.

“Pengalaman kami saat para kepala daerah mengikuti retret di Magelang sungguh luar biasa. Kami mendapat pemahaman tentang situasi global dan nasional, serta bagaimana mengaplikasikannya di daerah masing-masing. Kami saling belajar, berdiskusi, bahkan makan bersama, sehingga tercipta kedekatan emosional,” ungkap Melki Laka Lena.

Baca juga: LIPSUS: Eks Kapolres Ngada Dituntut 20 Tahun,  Fajar Tidak Menyesali Perbuatannya

Melki Laka Lena menegaskan, retret bukan sekadar rutinitas, melainkan ruang pembentukan kedekatan batin dan konsolidasi hati.

“Kalau pikiran buntu, hati yang terkonsolidasi akan lebih mampu melahirkan solusi daripada sekadar berdebat secara tekstual,” ujar Melki Laka Lena.

Karena itu, Melki Laka Lena meminta seluruh peserta mengikuti aturan kegiatan dengan taat. 

“Kalau diminta bangun jam empat pagi, ikuti. Jangan ada yang bolos atau cari-cari alasan. Ikuti semua materi dengan sungguh-sungguh, nikmati prosesnya, karena tidak semua pegawai mendapat kesempatan seperti ini,” tegas Melki Laka Lena.

Gubernur NTT Melki Laka Lena saat diwawancarai tentang berbagai aksi demonstrasi di daerah. Sabtu, (30/8/2025).
Gubernur NTT Melki Laka Lena saat diwawancarai tentang berbagai aksi demonstrasi di daerah. Sabtu, (30/8/2025). (POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI)

Lebih jauh, Melki Laka Lena menyampaikan bahwa retret ini menjadi wadah memperkuat kolaborasi antar-OPD dalam mewujudkan target pembangunan daerah.

“NTT hanya bisa maju jika kita bergerak bersama. Kolaborasi yang kita bangun harus berdampak nyata dan berkelanjutan,” jelas Melki Laka Lena.

Melki Laka Lena juga mengingatkan agar kegiatan ini membawa perubahan pola pikir, komitmen pribadi, hingga arah kerja kolektif di lingkup Pemerintah Provinsi NTT. “Kita tidak boleh cepat ‘baper’ dengan kritik masyarakat. Justru kritik itu harus dijawab dengan kerja nyata yang transformatif dan kolaboratif,” tambahnya.

Baca juga: LIPSUS: SILPA Tembus Rp 2 Triliun, Kanwil DJPb Siap Kawal

Melki Laka Lena menegaskan, selama retret semua peserta setara tanpa memandang jabatan. 

“Tanggalkan jabatan. Tidak boleh ada eselon dua yang tersinggung jika dikritik oleh eselon di bawahnya, begitu pun sebaliknya. Semua diperlakukan sama oleh instruktur karena tujuan kita menyatukan langkah secara terukur dan berdampak,” pungkas Melki Laka Lena. (fan/gus) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved