Banjir Bandang di Nagekeo

Sepekan Banjir Bandang, Puluhan Ribu Warga di Nagekeo Terdampak dan Tiga Orang Hilang

Dua Desa di Kecamatan Boawae dan 1 Desa di Kecamatan Keo Tengah, yang mengalami dampak akibat bencana alam itu. 

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
BANJIR BANDANG - Hari keempat pasca bencana banjir bandang, ada tiga warga Kecamatan Mauponggo yang masih dalam upaya pencarian tim SAR dibantu aparat TNI dibantu warga setempat. Salah satu korban yang masih dalam pencarian yakni Desiderius Geraldi, warga Lajawolo, Desa Keliwatulewa yang baru berusia 14 bulan. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Hampir sepekan banjir bandang yang melanda tiga Kecamatan dan lebih dari 20 Desa di Kabupaten Nagekeo, mengakibatkan puluhan ribu warga terdampak. 

Data yang disampaikan BPBD NTT per 14 September 2025 menyebutkan, ada 34.812 orang yang terdampak dan tiga orang hilang. Sementara, enam lainnya meninggal dunia dan 75 orang terpaksa mengungsi serta dua orang sakit. 

Kepala BPBD NTT, Samuel Halundaka dalam datanya, Senin (15/9/2025) menjelaskan, terdapat 19 Desa di Kecamatan Mauponggo, 9 Desa di Kecamatan Nangaroro.

Dua Desa di Kecamatan Boawae dan 1 Desa di Kecamatan Keo Tengah, yang mengalami dampak akibat bencana alam itu. 

Sementara itu, sebanyak 30 unit rumah mengalami kerusakan ringan, enam unit rusak sedang, dan satu unit dapur rusak berat di Kecamatan Mauponggo, dengan total kerugian mencapai Rp 300 juta.

Sedangkan, kerusakan fasilitas umum dan pertanian berada di Mauponggo, 70 meter tembok penyokong masjid, satu balai pelayanan, dan 8 unit kolam budidaya ikan air tawar mengalami kerusakan, dengan kerugian sekitar Rp 50 juta.

Baca juga: BPBD NTT Sebut Banjir Porak-poranda Nagekeo, Pencarian Korban Masih Berlangsung 

Sisi lain, 12,2 hektar lahan sawah terdampak, menyebabkan kerugian total Rp 216,8 juta. Adapun kerusakan prasarana di Mauponggo, delapan unit jembatan dan 12 unit jaringan pipa rusak berat, dengan total kerugian mencapai Rp 24 juta.

"Di Boewae, 100 meter jembatan dan 100 meter saluran irigasi rusak berat, dengan kerugian sekitar Rp 40 juta," kata Samuel.

Selain itu, di Nangaroro, 600 meter transmisi dan 10,5 kilometer jalan rusak berat, dengan total kerugian mencapai Rp 23,750 juta.

"Data ini menunjukkan skala kerusakan yang signifikan dan dampak yang luas terhadap masyarakat di wilayah tersebut," sambung dia. 

Samuel berkata, saat ini, dibutuhkan tambahan tim relawan lapangan, perbaikan segera jalan dan air bersih, penambahan Tandon air, makanan dan pakaian layak pakai. 

Kebutuhan lainnya adalah tambahan excavator, louder dan beko, armada mobil tangki air, tenaga lapangan untuk melakukan pendataan pengungsian mandiri. 


"Penambahan tenaga untuk mendistribusikan logistik dan permakanan baik ke tim evakuasi yang ada di lapangan serta ke warga yang tersebar di pengungsian mandiri," ujarnya. 

Diketahui, banjir bandang ini terjadi pada Senin (8/9/2025) lalu. Akses jalan utama menuju lokasi bencana yang rusak, ikut membuat penanganan menjadi terganggu. (fan) 

 Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved