Renungan Harian Kristen Rabu 12 November 2025, Manusia: untuk Allah dan alam

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Renungan Harian Kristen Rabu 12 November 2025, dengan judul Manusia: untuk Allah dan alam.

Renungan Harian Kristen ini merujuk pada Kitab Kejadian 2:4-19.

Artikel ini dilansir dari buku Renungan Harian Suluh Injil, ditulis oleh anggota Komunitas Suluh Injil.

Renungan berdasarkan Alkitab dan ajaran iman Kristen, yang bersumber dari Alkitab - LAI Terjemahan Baru Edisi 2 (TB2).

POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari Pdt. Yudith A. Nunuhitu Follabessy, M.Si, anggota Tim Penyusun Renungan Harian Suluh Injil edisi November 2025.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Selasa 11 November 2025, Semua Ciptaan Saling Menopang

Renungan Harian Bulan November 2025 ini mengambil judul Memelihara Alam, Wujud Ibadah kepada Pencipta, sedangkan tema yang diangkat adalah Lingkungan Hidup: Memelihara Alam, Wujud Ibadah Aksi.

Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen:

ALKITAB MENULISKAN KISAH penciptaan yang sangat mengagumkan.
Allah menciptakan manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas
ke dalamnya sehingga manusia menjadi makhluk hidup.

Manusia juga hidup dengan mengelola tanah, dengan menanam dan memakan hasil yang tumbuh dari dalam tanah.

Hari ini di tengah munculnya beragam jenis sakit penyakit yang diderita oleh manusia, maka para ahli memberikan anjuran untuk makan dari hasil tanah yang proses pengolahannya singkat (makanan rantai pendek), seperti singkong rebus, pisang rebus, sayur lalapan, dan sebagainya.

Lebih sehat dibandingkan makanan yang mengalami proses panjang dalam pengolahan danpenyajian. Kini, kesadaran akan pentingnya cara hidup agrikultur, mendorong manusia untuk kembali menjaga dan mengusahakan kelestarian lingkungan karena kebutuhan dasar manusia berasal dari tanah dan alam.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Senin 10 November 2025, Bait Suci di dalam Kita

Pertama, membaca kitab Kejadian 1:28 sudah tidak lagi memakai cara pandang modern yang bersifat eksploitatif terhadap alam dan terlalu berpusat kepada kepentingan manusia (antroposentris). 

Karya penebusan Yesus Kristus pun tidak lagi dipahami sebagai sejarah penebusan manusia saja, melainkan sejarah penebusan seluruh ciptaan.

Penebusan bukan hanya bertujuan ‘memindahkan’ manusia dari dunia ke surga, tetapi meliputi pemulihan seluruh ciptaan.

Itu sebabnya gambaran surga pun dipenuhi dengan keberadaan semua
makhluk ciptaan Allah yang menikmati kemuliaan surgawi.