Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 26 Oktober 2025, 'Pamer atau Rendah Hati'

Orang baik, rendah hati dan tulus tidak gampang kita temukan dalam realita hidup yang sesungguhnya. Banyak orang berusaha untuk berbuat baik

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO
Pater Fransiskus Funan Banusu SVD 

Yesus tandaskan dengan tegas bahwa ia pulang ke rumah sebagai orang yang dibenarkan  Allah, sedangkan orang lain itu tidak. 

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 25 Oktober 2025, "Bertobat untuk Berubah dan Berbuah Dalam Kasih"

Manusia sama di mata Tuhan. "Tuhan adalah Hakim yang tidak memihak." (Sir 35:12). Tuhan tidak memihak orang miskin. 

Tetapi orang-orang kecil, sederhana, orang-orang yang mengandalkan Tuhan (yatim piatu, para janda dan orang miskin) sangat diperhatikan oleh Allah. Jeritan nurani mereka yang bening tak diabaikan oleh Tuhan. 

Dan doa orang miskin menembus awan. Tuhan berpihak pada mereka sebab mereka tidak hanya dihina dan diremehkan dalam pertarungan hidup, mereka juga amat sangat rentan terhadap aneka kejahatan. 
Tangisan hati dan jeritan batin yang terluka dalam doa, mujarab di depan Tuhan. 

Meskipun manusia jahat dan suka membuat susah sesamanya, Tuhan tetap memberi kesempatan untuk bertobat dan memulihkan diri di hadapan-Nya yang kudus. 

Dosa pasti melukai jiwa, namum Tuhan menyiapkan ruang untuk pemyembuhan dan pemulihan. Ruang yang Tuhan siapkan adalah doa. 

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 24 Oktober 2025, "Peka akan Tanda-tanda Kehadiran Tuhan"

Melalui doa jiwa sembuh, dan relasi yang retak dengan Tuhan dan sesama dipulihkan kembali. 

Tuhan tidak peduli dengan kejahatan dan dosa manusia yang banyak. Tuhan solider dengan kondisi keberdosaan kita. Tuhan mendengarkan doa hamba-Nya yang berdosa. 

Oleh belas kasih Tuhan yang tak terhitung ini, kita manfaatkan dengan kerendahan hati yang tulus, berdoa memohon pengampunan kudus-Nya dengan tiada henti menebah dada sambil berujar, "Tuhan kasihanilah aku orang berdosa ini." 

Tuhan rahim terhadap manusia, walau ia berdosa. Maka Pemazmur berseru dalam madahnya, "Tuhan dekat dengan orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua orang yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman." (Mzm 34:19.23).

Santo Paulus tidak hanya berlindung pada Tuhan, tetapi mengandalkan Dia dalam seluruh hidup dan karya pelayanannya sebagai pewarta Injil yang handal. Ketika kematiannya semakin mendekat, ia berbagi pengalaman hidup. 

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 23 Oktober 2025, "Api Ilahi Kristus: Memusnahkan Iman yang Palsu"

Dalam tugas kerasulan sebagai hamba Injil, ia menyamakan diri sebagai seorang atlet olahragawan yang profesional. Ia mengaku bertanding dengan baik dan telah mencapai garis akhir dan telah memelihara iman. 

Ia bertandingan dalam perjuangan yang keras hingga titik darah yang terakhir. Tuhan telah menyediakan baginya mahkota kebenaran. "Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk dalam Kerajaan-Nya di Surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin." (2Tim 4:18). 

Tuhan baik. Ia menanti kita bawa sesal atas dosa dan tobat sejati di hadapan-Nya. Tuhan siap pulihkan kita untuk masa depan yang baik. Kita tetap mawas diri. Hindari kemunafikkan si Farisi. 

Kita sering terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan rohani dan bakti gereja serta sosial. Semoga kita makin rendah hati dan tidak membandingkan diri dengan sesama yang tidak aktif. 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved