Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 30 September 2025, "Membela dengan Jalan Kekerasan"

Semakin senyap dalam kekerasan, semakin kuat dalam kebijaksanaan untuk unggul

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Pater Fransiskus Funan Banusu SVD 

MEMBELA DENGAN JALAN KEKERASAN, MEMELIHARA JARINGAN KEJAHATAN
(Zak 8:20-23; Mzm 87:1-3
4-5.6-7; Luk 9:51-56)

"Tuhan, bolehkah kami menurunkan api dari langit untuk membinasakan mereka?" (Luk 9:54). 

Ketika hendak melakukan sesuatu yang baik  bagi sesama, namun ada jalan buntu di suatu tempat, masih ada sekian banyak orang di tempat lain yang bersedia menerimanya.

Kuncinya ialah tahan emosi, sabar, jika tidak hal baik, maksud baik yang mau dibagikan, akan mendatangkan malapeka.  

Manusia gampang marah dan sering ia berbuat dosa dengan melakukan tindakan tidak terpuji karena tak berdaya mengendalikan diri.

Yakobus dan Yohanes disuruh untuk menyiapkan hati orang-orang yang hendak dilewati Yesus dalam perjalanan ke Yerusalem,  untuk menerima tawaran rahmat keselamatan dari Sang Guru Yesus Kristus Tuhan.

Mereka menolak menerima Yesus. Sebagai insan yang biasa, Yakobus dan Yohanes tersulut emosi dan berniat berbuat jahat dengan menurunkan api dari langit untuk membinasakan mereka.

Misi Yesus tertuang jelas dalam Kitab Suci yakni bukan untuk membinasakan melainkan untuk menyelamatkan.

Kasih, kelembutan dan pengampunan adalah media spiritual yang handal untuk menyelamatkan sesama.

Membela Yesus dengan melakukan kekerasan sama artinya melakukan kejahatan atas nama Yesus.

Kelemahlembutan tidak hanya memikat dan memesona orang, melainkan dapat menginspirasi sesama untuk berubah melalui pertobatan total.

Yerusalem kota Allah, tempat orang mencari Tuhan dan menemukan karifan ilahi. Kota ilahi ini tercemar dan kehilangan pesonanya.

Melalui nabi Zakharia, Allah berjanji pulihkan Yerusalem agar orang bisa mencari Tuhan dan berdoa.

"Banyak bangsa dan suku bangsa yang kuat akan datang mencari Tuhan semesta alam di Yerusalem dan melunakkan hati Tuhan." (Zak 8:22).

Semakin senyap dalam kekerasan, semakin kuat dalam kebijaksanaan untuk unggul dalam kebajikan.

Hati Tuhan luluh dan penuh sukacita ketika seorang berdosa bertobat. Pemazmur bermadah, "Allah beserta kita.

Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya: Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion daripada segala tempat kediaman Yakub...." (Mzm 87:1-3).

Media untuk mengenal Allah dan Tuhan Yesus ada dalam Kitab Suci.

Kitab Suci yang kita miliki dan baca sangat membantu untuk mengenal Yesus dan Bapa-Nya lebih dalam.

Yesus dalam Kitab Suci tidak hanya mengajar tentang kasih, pengampunan dan kelemahlembutan, tetapi Ia sendiri melakukan-Nya dalam misi keselamatan-Nya.

Seperti Santo Hieronimus, kita pun semakin rajin membaca Kitab Suci agar kita bisa mendekati Yesus dalam hal kasih, kelembutan hati dan mau mengampuni.

Tindakan membela yang baik dengan melakukan kekerasan bahkan kejahatan Yesus larang.

Nabi Yeremia berdoa, "Ya Tuhan, aku telah menemukan sabda-Mu dan mencernanya. Sabda-Mu menjadi sukacita dan kegembiraan." ,Yer 15:16).

Selamat beraktivitas hari ini. Tuhan berkatimu semua. (RP. FF. Arso Kota, Selasa/Pekan Biasa XXVI/C/I, 300925).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved