Timor Leste

Demo Ricuh Timor Leste, Mahasiswa Bakar Mobil Pemerintah, Polisi Tembak Gas Air Mata

Ribuan mahasiswa di Dili, Timor Leste berkumpul di sekitar gedung Parlemen Nasional menyuarakan tuntutan.

Editor: Ryan Nong
VALENTINO DARIELL DE SOUSA
GAS AIR MATA - Mahasiswa dari sejumlah universitas di Universitas Nasional Timor Leste (UNTL) Dili pada 15 September 2025 berlarian dari gas air mata yang ditembakkan polisi selama protes mereka terhadap rencana pembelian 65 mobil bagi anggota parlemen. 

POS-KUPANG.COM, DILI - Demonstrasi menolak rencana pembelian mobil baru bagi Anggota Parlemen Timor Leste kembali ricuh pada hari kedua aksi yang berlangsung Selasa (16/9/2025).

Ribuan mahasiswa di Dili, Timor Leste berkumpul di sekitar gedung Parlemen Nasional menyuarakan tuntutan mereka. 

Menurut laporan jurnalis AFP di lokasi, lebih dari 2.000 orang—kebanyakan mahasiswa dari berbagai universitas di ibu kota— terlibat dalam aksi protes pemerintah itu.

Awalnya aksi berjalan damai, namun situasi memanas setelah sebagian pengunjuk rasa melempari polisi dengan batu. Aparat kemudian membalas dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Para demonstran membentangkan spanduk bertuliskan seruan “hentikan pencuri, hentikan koruptor”, membakar ban, dan bahkan membakar sebuah kendaraan milik pemerintah di dekat gedung parlemen.

Baca juga: Demo Ricuh Merambah Timor Leste Gara-gara Pelajar Protes Mobil Pejabat

 

Desakan agar rencana dibatalkan 

Protes ini merupakan kelanjutan dari aksi sehari sebelumnya, yang mendorong sejumlah partai politik untuk menyatakan akan meminta parlemen membatalkan rencana pembelian mobil.

Ironisnya, partai-partai tersebut sebelumnya ikut menyetujui anggaran 2025 yang mencakup alokasi dana untuk kendaraan dinas tersebut.

“Kami ingin keputusan pembelian mobil itu dibatalkan. Keputusan ini harus diambil oleh Presiden Parlemen Nasional,” kata aktivis Domingos de Andrade (34), Selasa (16/9/2025).

Ia menegaskan, “Mereka harus menghentikan kebiasaan buruk membeli mobil.”

"Kami meminta anggota parlemen untuk membatalkan keputusan pembelian Prado demi perbaikan diri," ungkap peserta aksi lainnnya, Leonito Carvalho yang merupakan mahasiswa Universidade da Paz. 

"Jika tidak, kami akan tetap berdiri di sini," lanjutnya.

Sedikitnya empat demonstran terluka dan harus dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

Pejabat kepolisian nasional Timor Leste, Justino Menezes, mengatakan bahwa pihaknya akan memanggil koordinator aksi untuk dimintai pertanggungjawaban atas kerusakan yang terjadi.

Rencana pembelian mobil dinas ini menuai kritik karena dianggap tidak mencerminkan kebutuhan rakyat.  Menurut Bank Dunia, lebih dari 40 persen penduduk Timor Leste masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Pemerintah belum beri respons 

Hingga Selasa sore, pemerintah Timor Leste belum mengeluarkan tanggapan resmi terkait gelombang protes ini.

Sementara itu, dalam pernyataan bersama pada Senin, tiga partai politik besar—National Congress for Timorese Reconstruction, Partai Demokratik, dan Enrich the National Unity of the Sons of Timor—menyebut rencana pembelian mobil “tidak mencerminkan kepentingan publik” dan berjanji akan mendorong pembatalan.

Kondisi ekonomi Timor Leste 

Timor Leste, negara termuda di Asia Tenggara yang meraih kemerdekaan dari Indonesia pada 2002, masih bergulat dengan kesenjangan sosial, angka malnutrisi, dan pengangguran yang tinggi.

Ekonominya sangat bergantung pada minyak dan gas, membuat setiap keputusan anggaran yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kerap memicu kemarahan publik. (*)

 

 

Ikuti berita terbaru POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved