Opini

Opini: Potensi Emas Biru dari Simbion Laut Oenggae Rote Ndao

Salah satu perairan yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah adalah Laut Oenggae di Kabupaten Rote Ndao. 

Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI PRIBADI LUKAS PARDOSI
Lukas Pardosi di Desa Oenggae, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Perairan Oenggae di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), selama ini dikenal karena keindahan alamnya: air sebening kristal, hamparan terumbu karang, dan potensi wisata bahari yang menjanjikan. 

Namun di balik pesona visual itu, terdapat kekayaan lain yang tidak terlihat oleh mata telanjang: komunitas mikroorganisme simbion yang hidup pada spons laut (Porifera), karang lunak, dan organisme bentik lainnya. 

Mikroorganisme ini  hidup berdampingan didalam spons dan saling berinteraksi yang disebut simbiosis mutualisme. 

Bakteri simbion akan mendapatkan tempat tinggal di dalam spons dan sementara itu spons akan mendapatkan perlindungan dari predator dengan proteksi senyawa biaoktif yang dihasilkan bakteri simbion. 

Bakteri simbion juga mampu Bermodalkan adaptasi spons selama jutaan tahun, sangat produktif  untuk menghasilkan senyawa bioaktif yang bermanfaat. 

Adaptasi spons sangat tergantung pada aktivitas simbiosis kelompok mikroorganisme. Mikroorganisme mencakup bakteri yang menghasilkan beragam senyawa bioaktif. 

Senyawa bioaktif digunakan bakteri untuk memproteksi inang (spons) terhadap predator. 

Senyawa bioaktif ini memiliki diversitas fungsi sebagai imunosupresif, antivirus, antijamur, antitumor, anti-inflamasi, antiprotozoa dan fungsi lainnya untuk diaplikasikan pada bidang bioteknologi dan medis. 

Beberapa penelitian yang sudah dilakukan untuk melihat potensi bakteri simbion adalah kajian beberapa bakteri yang berasosiasi dengan spons stylissa massa, angelas sp dan beberapa spons lain yang terdapat di laut Oenggae Kabupaten Rote Ndao yang dilakukan oleh (Pardosi, 2022, 2024) menghasilkan potensi bakteri simbion yang sangat potensial sebagai antimikroba. 

Penelitian ini menjadi tolak ukur kita dalam melihat potensi laut Oenggae tanpa merusak ekosistem dan terumbu karang. 

Sayangnya, hingga saat ini, pemanfaatan biodiversitas mikroba laut di kawasan Indonesia Timur masih sangat minim. 

Kebijakan ekonomi kelautan nasional cenderung terfokus pada perikanan tangkap, rumput laut, dan pariwisata, padahal nilai ekonomi marine genetic resources bisa jauh melampaui sektor-sektor tersebut. 

Studi oleh Leal tahun (2016) menunjukkan bahwa satu strain simbion laut yang menghasilkan senyawa antikanker potensial dapat memiliki nilai pasar hingga jutaan dolar jika berhasil dikembangkan menjadi kandidat farmasi. 

Bayangkan jika Oenggae tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai pusat bioprospeksi dan kultur mikroba laut seperti halnya Okinawa di Jepang atau Hawaii di Amerika Serikat.

Untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan tiga langkah strategis antara lain: 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved