Opini

Opini: Jagung NTT, Potensi Emas di Lahan Kering Timur Indonesia

Namun di balik nilai tradisi itu, jagung juga menyimpan potensi ekonomi besar yang belum sepenuhnya dioptimalkan.

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-FOTO BUATAN AI
ILUSTRASI 

Namun demikian, masih ada pekerjaan rumah serius dalam menerapkan pemerataan kebijakan tersebut. 

Dibandingkan dengan wilayah timur seperti NTT, wilayah besar di Jawa dan Sulawesi cenderung menerima bantuan lebih cepat. 

Data Kementerian Pertanian tahun 2024 menunjukkan bahwa NTT berada di kelompok menengah ke bawah dalam hal volume distribusi pupuk bersubsidi; sebagian besar distribusi masih terkonsentrasi di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.

Meski demikian, prospek pertanian jagung di NTT mulai menunjukkan tanda-tanda positif. 

Untuk meningkatkan produksi sepanjang musim, beberapa kabupaten, termasuk Kupang dan Timor Tengah Selatan, menerapkan sistem tanam bergilir dan memanfaatkan lahan tidur. 

Selain itu, ada upaya untuk membangun industri pakan lokal yang akan memperkuat sektor peternakan sekaligus menyerap hasil panen petani. 

Walaupun belum banyak, inisiatif ini menunjukkan kesadaran bahwa rantai nilai jagung harus berkembang hingga pengolahan dan pemasaran.

Momen Hari Pangan Sedunia ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan peran jagung dalam sistem pangan nasional. 

Beras bukan satu-satunya sumber makanan yang dapat diandalkan untuk mencapai kemandirian pangan. Potensi lokal, termasuk jagung, harus mendukung diversifikasi pangan nasional. 

Di NTT  jika inovasi, kebijakan, dan semangat petani berjalan seiring, maka jagung bukan lagi sekadar alternatif, melainkan dapat menjadi simbol ketahanan pangan dari timur negeri. (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved