Opini
Opini: Kesehatan Mental dan Bunuh Diri
Konsekuensinya, bila badan bisa mengalami sakit, meski bukan hal aneh ketika mental atau jiwa juga mengalami sakit.
Apakah orang sadar akan suasana depresi (suasana hati yang ditandai perasaan sedih secara terus-menerus dan hilangnya minat melakukan hal yang sebelumnya disukai), kecemasan (berupa kesulitan konsentrasi, panik, dan tegang)?
Apakah orang insyaf akan adanya gejala skizofrenia (tidak membedakan mana yang khalayan dan yang riil), dan gangguan bipolar (perubahan drastis suasana batin dari yang episode manik/sangat bersemangat kepada depresi /sangat sedih?
Kenyataannya tidak mudah. Masalahnya karena pemahaman (keliru) tentang kesehatan mental sebagai sebuah aib menyebabkan munculnya gejala tersebut dengan segera disembunyikan.
Padahal menerima kondisi kesehatan mental akan segera diikuti dengan upaya menyadari hal-hal yang menjadi akar penyebab baik yang berasal dari faktor genetik, trauma, isolasi sosial disadari?
Dengan menyadari sebab maka hal itu bisa dihindari agar tidak sampai memengaruhi pribadi.
Menghindari faktor penyebab bisa mengurangi dampak yang bisa muncul seperti: perubahan suasana hati, pikiran, dan perilaku ekstrem.
Pada titik ini sesungguhnya terdapat kesadaran bahwa kesehatan mental tidak hadir dengan sendirinya tetapi ia dipicu oleh faktor lain hal mana perlu disadari dan dikelola.
Kesadaran akan faktor penyebab pada sisi lain menyadarkan tentang akibat yang bisa dimunculkan bila kondisi kesehatan mental tidak dikelola dengan baik.
Adanya perubahan dalam hal suasana batin atau pikiran yang melenceng merupakan hal yang dengan mudah terjadi.
Sialnya, akibat yang lebih jauh hal mana tidak dapat dikehendaki adalah adanya dorongan melakukan perubahan ekstrem seperti bunuh diri.
Orang dapat melakukan tindakan bunuh diri yang bisa dipahami sebagai tindakan seseorang yang disengaja untuk mengakhiri hidupnya.
Tindakan ini sering kali berkaitan dengan gangguan kesehatan mental, seperti depresi, dan dapat terjadi pada siapa saja.
Menyehatkan Mental
Bagaimaan bisa mengatasi gangguan kesehatan mental sehingga bisa disadari lebih awal dan tidak berimbas pada dampak yang leibh ekstrem seperti bunuh diri?
Pertama, menerima diri apa adanya (self acceptance). Perayaan hari kesehatan mental memiliki maksud untuk membangun kesadaran untuk menerima diri apa adanya, kesuksesan dan kegagalan, kegembiraan dan kesedihan sebagai bagian dalam dinamika hidup.
Opini: Kita Butuh Polisi yang Tidak Gagap Hukum |
![]() |
---|
Opini: Guru Mesti Menjadi Pembawa Damai |
![]() |
---|
Opini: Kontribusi Kepemimpinan Etis bagi Organisasi |
![]() |
---|
Opini: APBD Perubahan, Instrumen Korektif dalam Tata Kelola Keuangan Daerah |
![]() |
---|
Opini: Efisiensi TKD, Saatnya Daerah Berhenti Bergantung dan Mulai Kreatif Secara Fiskal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.