Penyelenggaraan ETMC dan Devisit APBD di Ende

Ada harapan bahwa defisit anggaran yang saat ini dialami Pemkab Ende, tidak membuat kualitas penyelenggaraan ETMC 2025 menurun.

|
Editor: Sipri Seko
POS-KUPANG.COM/HO
Piala EL TARI MEMORIAL CUP 

POS-KUPANG.COM -  Bupati ENDE, Yosef Badeoda terang-terangan mengakui kalau daerahnya saat ini sedang kesulitan anggaran. Dengan beban wajib yang mesti ditanggung ditambah hutang daerah sebesar Rp 52 miliar, dia memutuskan tahun ini Kabupaten Ende tidak melakukan perubahan pada APBD.

Kondisi Kabupaten Ende saat ini memang tidak sedang baik-baik saja. Dengan target PAD  tahun 2025 Rp 90 miliar, dana transfer daerah yang bisa dikelola sebesar Rp 150 miliar, Ende memiliki beban wajib daerah mencapai Rp 250 miliar. Beban wajib diantaranya ADD sebesar Rp 71 miliar, pembayaran tunjangan PPPK sebesar Rp 71 miliar serta hutang sebesar Rp 52 miliar.

Dengan kondisi devisit anggaran tersebut, Pemerintah Kabupaten Ende akan mengurangi sejumlah item belanja, mengurangi belanja makan minum rapat, penghematan perjalanan dinas dan belanja lainnya. Pertanyaan kemudian muncul, apakah dana penyelenggaraan ETMC 2025 sudah disiapkan? Dari pos mana?

Seperti diberitakan, Kabupaten Ende akan menjadi tuan rumah atau penyelenggara Liga 4, ETMC 2025. Sesuai kesepakatan dengan PSSI Provinsi NTT dan PSSI Kabupaten Ende, ETMC 2025 akan digelar pada 9 November 2025.

Saat ini persiapan sudah dilakukan. PSSI Provinsi NTT sudah membuka pendaftaran peserta. Dari 32 tim yang terdaftar sebanyak 11 tim sudah melakukan registrasi. Sementara di pihak Pemkab dan PSSI Ende, sudah melakukan beberapa persiapan seperti theme song dan maskot event.

Menjadi tuan rumah event sebesar ETMC tidak gampang. Tak hanya butuh sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, tapi butuh anggaran yang besar. Untuk hadiah saja misalnya, jumlahnya bisa mencapai Rp 500 juta. Ini belum ditambah biaya penyelenggaraan seperti biaya aparatur pertandingan, pengamanan, konsumsi, transportasi, akomodasi, persiapan lapangan pertandingan dan lainnya. Kalau ditotal, jumlahnya bisa menyentuh angka Rp 5 miliar.

Ini mesti disiapkan oleh Pemkab Ende sebagai penyelenggara. Dengan kondisi seperti saat ini, tentu dana ini tidak sepenuhnya dibiayai dari APBD. Sejak sekarang, Pemkab Ende melalui panitia yang sudah dibentuknya, mesti mencari sumber pembiayaan lain terutama dari pihak ketiga.

Asalkan panitia kreatif, seharusnya dukungan pihak ketiga tidak susah dicari. Panitia mesti berkreasi dengan mencari sumber pembiayaan lain dari luar daerah. Banyak perusahaan nasional yang memiliki dana CSR yang tentu bisa disalurkan, asalkan panitia memiliki argumentasi yang membuat mereka tertarik untuk bergabung.

ETMC tidak harus menjadi beban bagi Pemkab Ende. ETMC, bisa memberikan nilai tambah bagi pemerintah. Seperti target pemerintah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) sebelum akhir tahun, sekiranya dengan penyelenggaraan ETMC ini, target itu bisa dilewati.

Sebut saja pemasukan dari parkir, UMKM, kuliner, penginapan, transportasi dan lainnya. Nah, yang seperti ini juga mesti disiapkan dengan benar. Harus ada kolaborasi lintas sektor antara panitia dengan pihak atau instansi lain. Misalnya dinas perindustrian atau koperasi menyiapkan UMKM untuk berjualan selama turnamen dihelat. Ataupun destinasi wisata yang ada disiapkan lebih kreatif.

Dengan kedatangan ribuan orang ke Ende lebih dari sebulan, dipastikan akan ada miliaran uang yang bisa masuk. Dengan demikian, ada harapan bahwa defisit anggaran yang saat ini dialami Pemkab Ende, tidak membuat kualitas penyelenggaraan ETMC 2025 menurun. *

 

 

 

Baca berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE.NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved