Opini

Opini - Geotermal NTT: Sains Bicara Alam Menjawab

Pemerintah melihat potensi listrik, tetapi warga khawatir air danau—sumber hidup dan ekowisata—tercemar gas beracun. 

Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI PRIBADI ANGGELINUS NADUT
Anggelinus Nadut 

Risiko di Tanah Rawan Gempa: Alam Tidak Pernah Diam

Flores juga sudah banyak memberi pelajaran. Di beberapa titik eksplorasi, alam seolah mengirimkan tanda-tanda yang tak bisa diabaikan.

Gunung Anaka – Manggarai. Tahun 1987, tiba-tiba muncul gunung baru (Anaka) di samping Gunung Ranaka. 

Gas panas dan belerang menyembur, diduga kuat berkaitan dengan eksplorasi panas bumi di Ulumbu. 

Dampaknya, hampir seluruh masyarakat Manggarai terserang penyakit gatal misterius (“penyakit melodi”). 

Secara geologi, fenomena ini bisa dijelaskan sebagai pelepasan fluida panas bumi. Namun bagi masyarakat, ini tanda bahwa bumi tidak mau dipaksa.

Poco Leok - Manggarai, rencana pengembangan panas bumi memicu pro-kontra. 

Sebagian warga mendukung karena berharap ada pekerjaan dan kompensasi, sebagian menolak karena takut tanah ulayat hilang. 

Konflik vertikal dengan pemerintah dan horizontal antarwarga merebak. 

Kasus ini menunjukkan energi “hijau” bisa berubah menjadi sumber perpecahan jika mengabaikan hak masyarakat. 

Laporan Masyarakat Adat Manggarai (2022) menyoroti minimnya keterlibatan warga dalam proses perencanaan.

Sano Nggoang, Manggarai Barat. Danau vulkanik terdalam di Asia Tenggara ini direncanakan menjadi lokasi pengeboran panas bumi. 

Pemerintah melihat potensi listrik, tetapi warga khawatir air danau—sumber hidup dan ekowisata—tercemar gas beracun. 

Bagi mereka, risiko kehilangan air bersih dan nilai sakral danau lebih besar dari janji listrik. 

Penelitian WWF Indonesia (2020) juga menegaskan pentingnya menjaga kawasan itu sebagai cadangan air dan pusat keanekaragaman hayati.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved