Lanjut dia, Koperasi Merah Putih Oekefan sendiri saat ini sudah punya sistem online dan dalam beberapa bulan kedepan akan ada website untuk market place sehingga produk yang ada tinggal dimasukkan untuk dijual ke Dapur MBG.
"Tidak hanya dapur tapi mungkin dari masyarakat umum, kalau mau mereka tinggal beli saja. Kedepan misalnya desa ini ada tanam sayur panen tanggal berapa, jumlah berapa sehingga kehadiran koperasi kita buat sistem ini bisa sedikit membantu dapur untuk kemudahan membuat menu per minggu jadi mereka tidak bingung, mau buat menu tapi bahannya ada tidak. Nah ini mungkin konsep yang kita usung," katanya.
Untuk diketahui, saat ini Koperasi Merah Putih Oekefan sudah menangani suplai susu untuk MBG, 21 di Kupang, 3 di Soe dan 4 di Kefa.
"Saya berharap mereka bisa terima pelatihan ini dengan sungguh-sungguh, ini adalah satu peluang untuk perubahan ekonomi buat mereka terutama untuk skala rumahan.
Dengan kehadiran koperasi merah putih, tiket VVIP dari Presiden Prabowo, mudah-mudahan jadi perpanjangan tangan dari BUMDES atau UMKM. Itu yang kami harapkan, cuma terlepas dari itu kami juga butuh dukungan pemerintah, mungkin mempermudah kami dengan regulasi.
Kolaborasi antara BUMDES, koperasi, dinas-dinas terkait, yayasan sebagai pendamping untuk penguatan, dari akademisi, dari perbankan, saya pikir kalau ini sudah kita bisa jadikan satu, tidak ada yang mustahil untuk kita mulai," kata Kris.
Ketua Yayasan Tapena Munif Kuan, Sem Benu mengatakan, yayasan ini bergerak di bidang pertanian dan perikanan.
"Nah 2025 ini kan ada program pemerintah 20 persen anggaran dana desa itu harus untuk ketahanan pangan. Khusus TTS ini ada sekitar 30-an desa yang memiliki usaha budidaya ikan lele.
Setelah kita jalan keliling lihat-lihat, ini akan terkendala disaat pemasaran karena ini budidayanya juga serentak, penjualan juga serentak," kata Sem.
Dengan minimnya konsumen ikan lele di TTS, Sem yang juga adalah peternak lele merasa harus membangun komunikasi dengan pihak lain dalam hal ini Koperasi Merah Putih Oekefan dan akademisi untuk mencari jalan keluar sehingga kegiatan ini bisa terselenggara.
Branch Manager Mandiri KCP Soe, Suseno Wiliam Setiawan mengatakan, pihaknya sejalan dengan program pemerintah.
"Saat ini kan program pemerintah itu MBG dan yang terakhir itu koperasi merah putih.
Support yang kami berikan adalah dukungan transaksi perbankan. Jadi kami punya Livin dan Kopra untuk bantu transaksi perbankan dari koperasi merah putih maupun dari dapur MBG. Selain itu kami juga bantu untuk suplai permodalan.
Kalau dari dapur biasanya mereka butuh kredit investasi untuk pembangunan dapur dan juga kredit modal kerja untuk beli bahan baku.
Untuk koperasi merah putih saat ini kami lagi menunggu ketentuan terkait dengan pembiayaan kepada koperasi merah putih," kata Suseno.
"Kegiatan hari ini luar biasa. Yang kami lihat adalah bagaimana kita coba ciptakan enterpreneur baru di TTS karena kita tahu di wilayah kita ini jiwa wiraswasta cukup minim. Diharapkan dengan adanya pelatihan seperti ini bisa membangun jiwa wirausaha dari masyarakat sekitar.
Gandengnya juga lumayan 15 BUMDES. Nah kalau misalkan bisa berjalan dengan baik di 15 desa minimal kita sudah punya 15 desa yang punya produk olahan di desa masing-masing.
Kami siap mendukung BUMDES yang ada untuk kolaborasi bersama untuk bisa menumbuhkan bisnis yang ada khususnya di desa-desa tempat BUMDES tersebut berada," tandasnya. (uzu)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS