NTT Terkini 

Pesan MUI NTT Jelang HUT RI, Jangan Biarkan Perbedaan Sumber Permusuhan

Penulis: Irfan Hoi
Editor: Oby Lewanmeru
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua MUI NTT H Muhamad Wongso

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nusa Tenggara Timur (NTT) H. Muhamad Wongso memberi pesan menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke -80. 

Muhamad Wongso menyebut, memasuki usia ke-80 tahun kemerdekaan, MUI NTT menaruh harapan besar agar Indonesia semakin kuat sebagai bangsa, semakin adil dalam kebijakan, dan semakin sejahtera dalam kehidupan rakyatnya. 

Kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan harus terus diwarisi dengan semangat membangun yang menyatukan, bukan memecah belah; membebaskan, bukan memperbudak; dan memajukan, bukan meninggalkan siapa pun di belakang. 

MUI percaya bahwa dengan membangun masyarakat berakhlak, berilmu, dan berdaya saing, Indonesia akan mampu menjawab tantangan zaman dan menjadi bangsa besar yang bermartabat di mata dunia.

Baca juga: MUI Tidak Larang Penggunaan Kadaver di Perguruan Tinggi 

"Kepada seluruh masyarakat NTT, MUI NTT menyerukan agar persatuan dan kesatuan bangsa terus dirawat sebagai warisan tak ternilai dari para pendiri bangsa. Jangan biarkan perbedaan menjadi sumber permusuhan," ujarnya, Kamis (7/8/2025). 

Justru dari keberagaman suku, agama, dan budaya itulah kita belajar untuk saling mengenal, menghargai, dan bekerja sama demi masa depan yang lebih baik.

"Mari kita jaga nilai-nilai luhur bangsa: gotong royong, musyawarah, toleransi, dan keadilan sosial Jangan mudah terprovokasi oleh ujaran kebencian, fitnah, atau gerakan-gerakan yang ingin merusak persaudaraan kita," kata Muhamad Wongso. 

Dia mengajak generasi muda sebagai penerus yang tangguh, yang bangga sebagai anak Indonesia, dan yang menjadikan agama sebagai jalan damai, bukan alat perpecahan. Sebab bangsa ini terlalu mahal untuk dipecah, dan terlalu berharga untuk disia-siakan.

Muhamad Wongso mengatakan, sebagai lembaga keagamaan yang lahir dari rahim sejarah bangsa, MUI tidak hanya berfatwa dan pendidikan keagamaan, tetapi juga sebagai penjaga moral bangsa, penguat harmoni sosial, serta penyeimbang arah kebijakan publik agar sejalan dengan nilai-nilai luhur agama. 

Dalam praktiknya MUl telah banyak mengambil bagian aktif dalam penguatan moderasi beragama yang menjadi salah satu program strategis nasional. 

Baca juga: Ketua MUI NTT Sebut Kepala Daerah Konsisten Sikap Pengayom

Bukti konkret adalah pengembangan sertifikasi dai nasional,pelatihan penceramah moderat, serta pembentukan gugus tugas literasi digital keagamaan untuk menangkal paham radikal dan hoaks bernuansa agama.

Sebagai mitra strategis pemerintah, MUI turut berperan dalam bidang ketahanan pangan dan ekonomi umat melalui Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat. 

Salah satu bentuk nyatanya adalah pelaksanaan Gerakan Ekonomi Syariah, pengembangan industri halal, serta dukungan terhadap UMKM berbasis pesantren dan masjid.

Di bidang kesehatan dan kehalalan produk, MUI melalui Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM MUI) telah mempelopori sistem sertifikasi halal nasional yang kini menjadi bagian integral dari kebijakan negara. 

Halaman
12

Berita Terkini