Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menegaskan komitmen penuh Pemerintah Kota Kupang untuk mendirikan Pusat Layanan Autis di Kota Kupang.
Komitmen tersebut disampaikan langsung dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pola Pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus yang digelar di Aula Serbaguna GMIT Paulus Kupang, Sabtu (2/8/2025).
Bimtek yang diinisiasi oleh Unit Pembantu Pelayanan (UPP) Difabel GMIT Paulus bersama Badan Hari Raya Gerejawi (BHRG) ini merupakan bagian dari rangkaian Bulan Pendidikan di jemaat tersebut.
"Saya sudah sampaikan kepada Ibu Aki Kala, silakan buat proposalnya. Kita jalan bersama ke kementerian, kita ketuk satu per satu pintu untuk anak-anak autis kita. Mereka juga punya hak yang sama untuk tumbuh dan berkembang," tegas Wali Kota dalam sambutannya.
Baca juga: Christian Widodo Bangga Jadi Anggota Dewan Pembina PSI, Jokowi Beri Dukungan Penuh
Langkah ini, kata dr. Christian menandai babak baru kolaborasi strategis antara gereja dan pemerintah dalam menyediakan layanan inklusif bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus.
Menurut dr. Christian, rencana pembentukan pusat layanan ini bukan sekadar wacana, tetapi panggilan nyata untuk bergerak.
"Anak-anak autis bukan hanya tanggung jawab orang tua. Masyarakat juga harus tahu cara menangani tantrum mereka, sama seperti kita diajari bantuan hidup dasar untuk orang yang terkena serangan jantung. Ini bentuk tanggung jawab sosial bersama," tandasnya.
Ketua Majelis Klasis Kota Kupang, Pdt. Delviana Poyck Snae, dalam suara gembalanya menyampaikan harapan besar terhadap janji Wali Kota.
"Saya aminkan sebagai komitmen iman. Gereja siap bergandengan tangan dengan pemerintah untuk mewujudkan fasilitas yang layak bagi saudara-saudara berkebutuhan khusus," ujarnya.
Pdt. Delviana menambahkan, GMIT Paulus merupakan satu-satunya jemaat di Kota Kupang yang memiliki UPP Difabel secara khusus.
Baca juga: FEATURE: Polisi dan Penggalan Litani Kaum Difabel dari Perbatasan
"Ini bukan hanya pelayanan karitatif. Gereja tidak boleh hanya memberi belas kasih lewat kata-kata, tapi harus menyediakan ruang nyata agar saudara-saudara difabel menjadi subjek aktif dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat," tegasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia yang juga pengurus BHRG, Aki Kala, mengungkapkan rasa syukur atas dukungan pemerintah dan gereja.
"Hari ini kami tidak merasa sendiri. Kami tahu ada pemimpin yang memberi hati untuk perjuangan kami, orang tua dari anak-anak berkebutuhan khusus," ungkapnya. (rey)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS