Human Interest Story

FEATURE: Mata Air Ei Mada Bubu tak Pernah Kering, Mengalir dari Pohon Beringin Keramat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MATA AIR - Mata air Ei Mada Bubu di desa Menia, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua tidak pernah kering walaupun di musim kemarau panjang melanda wilayah Sabu Raijua. Gambar diambil pada Rabu (9/7/2025).

POS-KUPANG.COM, SEBA - Mata Air Ei Mada Bubu merupakan salah satu sumber mata air di Desa Menia, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua. Mata Air Ei Mada Bubu ini dijuluki sebagai sumber mata air abadi oleh masyarakat setempat. 

Pasalnya air di Mata Air Ei Mada Bubu tidak pernah kering dalam kondisi apa pun, bahkan saat musim kemarau.

Mata Air Ei Mada Bubu yang dihasilkan itu mengalir dari sela-sela akar pohon beringin tua yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat.

Selain itu, Mata Air Ei Mada Bubu ini terkenal dengan airnya yang jernih. Air tersebut sangat dibutuhkan masyarakat, bukan saja untuk kebutuhan sehari- hari seperti minum, masak, mandi atau pun mencuci namun juga untuk mengairi sawah yang ada di Menia.

Baca juga: FEATURE: Sanggar Bliran Sina Watublapi Menyebar Pengetahuan dari Timur ke Barat

Di lokasi mata air ini juga terdapat kolam buatan dengan ukuran 10 x 5 meter yang dijadikan sebagai kolam renang. 

Di samping memiliki banyak manfaatnya, lokasi Mata Air Ei Mada Bubu juga sangat mudah dijangkau masyarakat. Lokasinya sekitar 50 meter dari jalan raya yang kondisi jalannya terbilng mulus. 

Sofia Uly, salah satu warga yang ditemui di Mata Air Ei Mada Bubu mengatakan, Mata Air Ei Mada Bubu telah ada sebelum dirinya lahir.

"Mata air ini sudah lama. Dulu hampir semua masyarakat datang ke sini untuk timba airnya, mandi, cuci pakaian juga," kata Sofia kepada Pos Kupang,  Rabu (9/7).

MATA AIR - Mata air Ei Mada Bubu di desa Menia, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua tidak pernah kering walaupun di musim kemarau panjang melanda wilayah Sabu Raijua. Gambar diambil pada Rabu (9/7).


Menurut Sofia, adanya Mata Air Ei Mada Bubu di desa Menia khususnya dan di Sabu Raijua pada umumnya menjadi berkat yang memberikan kehidupan bagi seluruh masyarakat.

"Kami sangat bersyukur adanya mata air ini. Apalagi Sabu ini terkenal dengan kondisi wilayah yang sangat panas bahkan terlihat kering saat musim kemarau. Dengan adanya mata air ini tentu memberikan kehidupan bagi seluruh masyarakat di sini. Air di lokasi ini tidak pernah kering," tuturnya.

Baca juga: FEATURE: Polisi dan Penggalan Litani Kaum Difabel dari Perbatasan

Sofia yang tinggalnya tidak jauh dari lokasi Mata Air Ei Mada Bubu ini menyebutkan bahwa setiap hari, dirinya selalu datang ke tempat tersebut untuk memanfaatkan air yang ada, baik untuk masak, mandi maupun mencuci.

"Kami selalu datang ke sini setiap harinya. Apalagi kalau saat siang hari terasa panas, kami datang mandi atau pun renang di sini," ucapnya.

Sofia berharap, masyarakat setempat maupun para pengunjung yang datang ke tempat tersebut, Mata Air Ei Mada Bubu, lebih sadar untuk menjaga kebersihan di sekitaran lokasi mata air tersebut. 

"Semoga tempat ini terus dijaga dan dirawat dengan baik oleh siapapun yang mau ke sini. Karena seringkali masyarakat yang datang itu sering membuang sampah sembarangan di sini, BBM," harapnya. (elisabeth eklesia mei)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini