Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Universitas Terbuka menjajaki kerja sama dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) untuk memberikan layanan pendidikan di jenjang perguruan tinggi.
Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Kemahasiswaan Universitas Terbuka, Prof. Dr. Paken Pandiangan, S.Si., M.Si mengungkapkan hal ini dalam Podcast Pos Kupang, Minggu, 15/06/2025.
Seperti apa proses penjajakan kerja sama dan persiapan yang dilakukan, berikut cuplikan wawancara eksklusif bersama Pos Kupang.
Seperti apa UT saat ini?
UT ini adalah merupakan sebuah perguruan tinggi negeri milik pemerintah pusat yang beroperasi di 38 Provinsi di seluruh Indonesia kemudian ada di 54 negara.
Baca juga: UT Kupang Sukses Gelar Wisuda 2025, Dorong Kolaborasi hingga Timor Leste
Nah UT sebegai perguruan tinggi negeri saat ini telah memiliki status sebagai perguruan tinggi negeri berbadan hukum.
Sebagaimana kita ketahui dari 200-an perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia, yang sudah berstatus sebagai PTN-BH itu baru 23 perguruan tinggi negeri, misalnya UGM, UI, ITB, Unair dan salah satunya adalah Universitas Terbuka.
Demikian status Universitas Terbuka dan salah satu regional office Universitas Terbuka yang ada di 38 provinsi itu adalah NTT, namanya adalah UT Kupang yang menjangkau seluruh kabupaten/kota yang ada di NTT dan sebentar lagi akan membawahi (UT) wilayah negara Timor Leste.
Seperti apa sampai ada pembicaraan untuk bekerjasama dengan Timor Leste?
Sebagaimana tadi saya sampaikan di awal bahwa UT ini milik pemerintah, perguruan tinggi negeri, ada di seluruh provinsi yang ada di Indonesia dan juga ada di 54 negara.
Namun selama ini mahasiswa kita yang ada di luar negeri itu umumnya adalah warga negara Indonesia yang ada di 54 negara.
Nah jajakan kerja sama ini merupakan pilot project sebagai bentuk pemberian layanan UT kepada warga dunia karena itu kan education for all, kita juga ikut berkontribusi untuk meningkatkan pendidikan di seluruh dunia dan salah satunya adalah memberikan layanan pendidikan tinggi kepada warga negara asing.
Salah satunya yang bisa kita lakukan adalah layanan yang akan diberikan oleh UT Kupang yang kebetulan berbatasan dengan negara Timor Leste.
Oleh karena itu, harapan kita bahwa mahasiswa internasional yang dimiliki UT yang sebenarnya merupakan indikator kinerja utama yang diwajibkan pemerintah kepada seluruh perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia jadi harapannya nanti dengan UT dapat memberikan layanan pendidikan tinggi kepada warga negara asing khususnya Timor Leste, akan menjadi pilot project dan ini akan kita kawal betul-betul bersama dibawah koordinasi Direktur UT Kupang.
Kalau ini sudah berhasil dengan baik maka model ini nanti akan kita tularkan ke negara-negara tetangga dulu, misalnya Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, kemudian Papua Nugini. Kalau model ini sudah dibentuk jejaringnya dengan baik, terlayani dengan baik, maka kita juga akan merambah ke dunia internasional untuk mahasiswa-mahasiswa internasional.
Ada banyak negara tetangga kita tapi kenapa Timor Leste yang dipilih?
Sebenarnya sekitar sepuluh tahun terakhir kita sudah memberikan layanan itu kepada mahasiswa Singapura dan Malaysia.
Timor Leste ini agak unik, sebagaimana kita ketahui bahwa Timor Leste ini kan saudara dekat kita ya, sebenarnya kan saudara kandung kita kemudian pada saat itu juga UT ada di sana.
Nah terakhir itu tahun 1999. Jadi kenapa Timor Leste ini menjadi pilot project, yang pertama, tawaran program layanan pendidikan tinggi kita untuk seluruh program studi S1, S2, S3, itu nanti akan kita berikan dalam Bahasa Indonesia, jadi sama seperti layanan yang ada di dalam negeri. Salah satunya yang memang memiliki pengetahuan dan penguasaan Bahasa yang baik itu adalah warga negara yang ada di Timor Leste.
Kesiapannya seperti apa khususnya dari UT Kupang?
Wacana ini kan sebenarnya sudah cukup lama dari beberapa Direktur UT Kupang sebelum Dr. Ajat Sudrajat tetapi untuk implementasi dari gagasan-gagasan yang sudah dilakukan selama ini kurang lebih mungkin digagas selama satu bulan oleh direktur kita ini karena direktur kita ini memang sangat lincah disamping beliau kan juga punya pengalaman.
Beliau ini teman saya juga dari UT pusat, kita tugaskan di UT Kupang. Jadi selama tiga minggu ini sudah dipersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan dokumen kemudian beliau juga sudah berkomunikasi dengan konsulat Timor Leste yang ada di Kupang, kemudian juga berkoordinasi dengan para pejabat Kementerian yang ada di Timor Leste dibantu dengan staf-staf kita dari Direktorat Kerjasama dan Pemasaran dari pusat.
Nah harapannya nanti, apa yang menjadi konsen kita, memberikan layanan pendidikan tinggi kepada warga negara asing, ini kan tidak semata-mata bisa langsung kita berikan tanpa ada suatu dokumen resmi kedua belah pihak dalam bentuk MoU kemudian dalam bentuk perjanjian kerjasama.
Kalau ini sudah dituangkan secara tertulis maka layanan yang sudah kita gagas selama ini nanti akan bisa diwujudkan oleh Direktur UT Kupang beserta seluruh staf yang ada di sini.
Proses perkuliahan akan langsung ada di Timor Leste nantinya?
Ya. Jadi sebagaimana kita ketahui bahwa UT ini adalah perguruan tinggi negeri yang menyelenggarakan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh.
Salah satu ciri dari pendidikan terbuka jarak jauh adalah antara dosen dan mahasiswanya itu terpisah.
Jadi agak berbeda dengan perguruan tinggi konvensional dimana dosen dan mahasiswanya berkumpul dalam satu ruangan.
Jadi kita sebagai perguruan tinggi negeri pendidikan jarak jauh, kita menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi sehingga mahasiswa itu bisa berada di mahasiswa.
Saat mahasiswa kita itu cuma di bulan yang saja tidak ada. Seluruh negara itu sudah bisa kita layani menggunakan teknologi informasi komunikasi dan mereka nanti uniknya, khusus untuk Timor Leste ini mulai dari administrasi, registrasi, kemudian distribusi bahan ajar, proses pembelajaran sampai dengan ujian itu nanti kita akan berikan secara online jadi seluruh masyarakat Timor Leste yang ingin kuliah di Universitas Terbuka, mereka tidak perlu datang ke Kupang, mereka tidak perlu datang ke Indonesian, mereka tinggal di tempat masing-masing, nanti kita lah yang akan memberikan layanan yang terbaik kepada mereka. (uzu)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS