Nelayan Rote Ditangkap di Australia

Nelayan Rote Ndao Ditangkap di Perairan Australia, DPRD NTT Minta Lakukan Langkah Diplomatik

Penulis: Ray Rebon
Editor: Oby Lewanmeru
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPRD Provinsi NTT, Agustinus Nahak

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Enam nelayan asal Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditangkap oleh otoritas keamanan laut Australia, Australian Border Force (ABF), karena diduga melakukan penangkapan ikan secara ilegal di wilayah perairan Australia, beberapa waktu lalu.

Menanggapi hal ini, Anggota DPRD NTT, Agustinus Nahak, mendesak pemerintah pusat untuk segera mengambil langkah diplomatik guna membebaskan para nelayan yang ditahan tanpa harus melalui proses hukum yang berlarut-larut.

"Pemerintah RI harus segera melakukan upaya diplomatik agar keenam nelayan tersebut bisa dibebaskan tanpa hukuman atau penahanan. Mereka tidak mengetahui batas ZEE, sehingga secara tidak sengaja masuk ke wilayah laut Australia," ujar Agustinus saat dimintai keterangan, Senin 2 Juni 2025.

Menurutnya bahwa ketidaktahuan mengenai batas wilayah laut, termasuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), sering menjadi penyebab utama masuknya nelayan ke wilayah negara lain tanpa disengaja.

Ia menambahkan bahwa persoalan ini tidak hanya menyangkut hukum internasional, tetapi juga menyentuh aspek hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia. 

Baca juga: BREAKING NEWS: 6 Nelayan Rote Ditangkap Aparat Keamanan Australia

Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintah bersikap tegas namun tetap mengedepankan pendekatan diplomatik.

Agustinus juga menyoroti kurangnya pemahaman nelayan terhadap aturan batas wilayah laut. 

Ia menilai perlu adanya sosialisasi yang masif dari pemerintah mengenai batas ZEE antara Indonesia dan Australia. 

Selain itu, ia menyarankan agar nelayan dibekali dengan alat navigasi modern seperti GPS, agar dapat memantau posisi mereka dan tidak melintasi batas tanpa disadari.

"Pemerintah harus melakukan edukasi dan pembekalan. Nelayan harus tahu di mana mereka boleh dan tidak boleh menangkap ikan. Kalau perlu, GPS disediakan agar posisi mereka bisa dipantau," tegasnya.

Menurut Agustinus, perairan Indonesia masih sangat kaya dengan sumber daya ikan, sehingga seharusnya nelayan cukup fokus menangkap ikan di wilayah sendiri tanpa perlu masuk ke perairan negara lain.

"Kalau dikelola dengan baik, laut kita masih bisa memberikan penghidupan yang layak. Yang penting, nelayan jangan dibiarkan berjalan sendiri tanpa bimbingan dan perlindungan dari negara," pungkasnya. (rey)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini