Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - DPRD NTT mengutuk keras dugaan tambang ilegal galian C di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Sebab, tambang itu merusak lahan pertanian warga.
Setidaknya ada ratusan hektar sawah di sekitar lokasi tambang. Aktivitas tambang berlangsung di kali Noemuti. Areal persawahan yang ada disekitarnya terkikis banjir saat musim hujan tiba.
Anggota Komisi IV DPRD NTT Marselinus A Ngganggus, S.T, M.T mengatakan, dalam undang-undang memang mengamanatkan, segala kekayaan alam digunakan negara untuk kemakmuran masyarakat. Salah satunya potensi tambang.
Politikus PKB itu mengatakan, tambang galian C juga adalah salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD). Namun pengelolaannya harus memperhatikan berbagai aspek.
"Yang menjadi soal itu ketika dia ilegal. Kami mengutuk keras kalau ada oknum yang bermain itu, dampaknya luas," kata Marselinus Nggganggus di kantornya, Selasa (11/2/2025).
Baca juga: Gubernur Terpilih NTT Beri Kuliah Umum Bagi Mahasiswa FKIP UCB
Dia berkata, izin tambang itu cukup panjang. Ada berbagai kesepakatan yang harus disepakati bersama. Sehingga jika ada tambang ilegal, maka itu sama dengan merampok potensi kekayaan alam di daerah itu.
Belum lagi, kata dia, akibat dari penambangan ilegal itu membuat erosi maupun kerusakan lingkungan. Bisa saja, ada perumahan warga yang terkena longsor akibat dari erosi imbas tambang.
"Dampak ikutan dari tambang itu sangat banyak. Erosi sudah pasti terjadi. Bisa jadi ada kubangan, lereng yang sebelumnya 20 persen menjadi 80-90 persen dan menyebabkan longsor. Belum lagi vegetasi sekitar situ. Ilegal itu tidak ada yang kontrol, faktor lingkungan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, sawah seluas 40 are milik warga RT 009, Desa Fatumuti, Kecamatan Noemuti, Kabupaten TTU, bernama Timotius Angket dikikis banjir.
Saat ini, sawah milik Timotius di bantaran kali Noemuti telah habis dan tersisa batas dengan pemilik lahan lain.
"Sebagian sawah tahun lalu dikikis. Tahun ini semua sudah dikikis habis tinggal batas saja,"ujar Timotius saat ditemui POS-KUPANG.COM, Senin, (3/2/2025).
Aliran air Kali Noemuti sebelumnya, tidak pernah melintas di pinggir persawahan milik Timotius tersebut. Namun, beberapa waktu terakhir, aliran air perlahan berubah jalur melintasi tepi sawah miliknya.
Timotius menduga, faktor penyebab lahan sawahnya dikikis banjir karena operasi galian c di Kali Noemuti tersebut.
Setiap hari, excavator milik perusahaan-perusahaan tambang galian c beroperasi di pinggir kali tersebut.