"Kita lihat perahu. Gelombang begini kita jaga-jaga saja. Takutnya talinya putus dan terbawa," kata seorang warga di pesisir Tablolong, Kamis (6/2) siang.
Pos Kupang yang berada di lokasi, menyaksikan angin kencang yang melanda kawasan itu. Gelombang tinggi juga masih terjadi. Terlihat sisa kayu hanyut hingga pekarangan rumah warga. Warga sesekali datang ke rumah melihat kondisi rumahnya sekaligus membersihkan dan mengamankan beberapa barang penting lainnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kupang Smith Fanggi mengatakan, eskalasi cuaca di daerah itu belum menunjukkan normal. Peringatan dari BMKG bahwa cuaca ekstrem masih terjadi.
"Sampai saat ini eskalasi belum menunjukkan trend untuk turun. Kemarin sempat turun ke level 2 khusus badai Talia. Tapi naik lagi," kata dia.
Sehingga lanjut Fanggi, BPBD Kabupaten Kupang memutuskan untuk melarang masyarakat beraktivitas ataupun kembali bermukim di wilayah pesisir.
Apalagi sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari BMKG. Terutama aktivitas Monsun Asia atau lazimnya angin barat. Larangan itu juga ditujukan untuk warga yang hendak melakukan pembersihan di pemukiman.
Selain Tablolong, ada beberapa daerah lainnnya yang juga terdampak bencana hidrometeorologi. Tablolong, kata dia, memiliki perhatian khusus karena dampak terhadap warga yang cukup banyak.
Smith Fanggi menyebut, logistik bagi 1.032 orang yang terdampak banjir rob itu cukup aman. Bantuan dari berbagai pihak juga terus berdatangan. Selain logistik, bantuan lainnya berupa pemerintah kesehatan gratis.
"Selain paket sembako, juga bantuan untuk warga muslim berupa perangkat sholat," katanya.
Smith Fanggi mengaku, pihaknya sempat mengalami kesulitan saat awal banjir rob itu terjadi pada Selasa (4/2). Kesulitan itu berupa anggaran awal tahun yang belum cair. Namun, BPBD Kabupaten Kupang memastikan penanganan bagi warga yang tersebar di beberapa posko terus dilakukan dengan optimal.
Dia menyampaikan, BPBD Kabupaten Kupang terus melakukan pemantauan di wilayah pesisir terhadap kondisi gelombang. Sambil menanti analisis cuaca dari BMKG.
"Kita belum bisa pastikan (kapan cuaca bisa mereda). Kita menunggu dari BMKG selaku otoritas yang membidangi cuaca," kata Fanggi.
Dia berharap kerja sama dari warga maupun pemerintah desa setempat terus dilakukan terhadap penanganan masyarakat yang terdampak akibat bencana banjir rob itu.
1.032 orang mengungsi
Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda NTT memberikan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat pesisir Pantai Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, yang terdampak banjir rob.