Fenomena ini bertepatan dengan fase bulan purnama pada 12 Februari 2025, yang dapat menyebabkan pasang maksimum dan meningkatkan risiko banjir rob.
BMKG mengimbau masyarakat, terutama yang beraktivitas di sekitar perairan dan pesisir, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gelombang tinggi dan banjir rob.
"Nelayan dan operator transportasi laut diharapkan mempertimbangkan kondisi cuaca sebelum melaut dan selalu memantau informasi dari BMKG atau otoritas terkait lainnya," ujar Yandri.
Selain itu, masyarakat pesisir diminta untuk mengantisipasi dampak pasang maksimum, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rendah dan rawan banjir.
Kapal Ferry tidak beroperasi
Manager Usaha PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Ferry Indonesia Cabang Kupang, Ramlan Iyang saat diwawancara Pos Kupang, Kamis (6/2) menjelaskan, dampak dari cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah NTT, kapal Ferry di NTT tidak beroperasi.
Ramlan mengatakan, sesuai laporan perkiraan cuaca dari BMKG, tinggi gelombang saat ini mencapai 2,5 meter sampai 4 meter, dengan demikian kapal Ferry pun tidak beroperasi. “Untuk sementara kapal Ferry tidak beroperasi karena cuaca belum membaik,” kata Ramlan.
Ramlan menyebut, akibat cuaca ekstrem saat ini, hampir semua lintasan kapal Ferry tidak beroperasi sejak 4 Februari lalu.
“Kapal tidak berlayar sejak Selasa 4 Februari lalu hingga saat ini. Hampir semua lintasan kapal tidak beroperasi hanya lintasan Kupang-Hansisi yang beroperasi,” ungkap Ramlan.
Ramlan mengatakan, pada tanggal 4 Februari lalu, ada kapal yang tidak sampai ke pelabuhan tujuan akibat cuaca ekstrem yaitu KMP Lakaan tujuan Kupang-Rote.
“Pesan kami untuk calon penumpang, jika ingin bepergian menunggu kondisi cuaca membaik demi keselamatan bersama,” pungkasnya.
Banjir rob di Tablolong
Sementara itu, sebanyak 266 kepala keluarga (KK) Desa Tablolong di Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang harus mengungsi pasca banjir rob.
Ada tiga dusun yang berada di daerah pesisir terdampak bencana hidrometeorologi ini yang kondisinya rusak, ringan, sedang dan berat. Ada perahu yang harus diamankan pemiliknya hingga ke darat, maupun diseberangkan ke pulau Semau.
Sejak banjir rob pada Selasa (4/2), ada ribuan warga harus mengungsi. Saat ini daerah itu tampak sepi. Hanya ada petugas keamanan dari Polairud Polda NTT maupun BPBD Kabupaten Kupang yang berada di pesisir. Ada warga lainnya yang tampak memperhatikan perahu yang masih ada.