Ende Terkini

Meski Turun Status ke Level Waspada, Ada Potensi Longsor Besar di Gunung Iya Ende 

Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Situasi gunung Iya di di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur masih berstatus siaga.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo

POS-KUPANG.COM, ENDE - Menyusul hasil evaluasi terkini terkait aktivitas vulkanik Gunung Iya, yang terletak di Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menurunkan status tingkat aktivitas gunung api tersebut dari Level III (SIAGA) ke Level II (WASPADA). 

Penurunan status ini berlaku sejak 8 Januari 2025 pukul 18.00 WITA setelah dilakukan pemantauan dan analisis mendalam terhadap kondisi vulkanik G. Iya.

Berdasarkan laporan terbaru Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, pemantauan visual terhadap Gunung Iya menunjukkan adanya asap kawah yang dominan berwarna putih, dengan tekanan yang cenderung lemah. 

Asap yang teramati mencapai ketinggian antara 10 hingga 200 meter dari puncak kawah, dengan intensitas tipis hingga tebal. Cuaca di sekitar gunung api juga bervariasi, dari cerah hingga hujan, dengan angin yang berhembus lemah hingga kencang.

Baca juga: Jadwal Kapal Pelni, Hari Ini KM Wilis Layani Rute Kupang – Kalabahi PP Lalu ke Ende

Sementara itu, hasil pengamatan instrumental mengungkapkan adanya aktivitas kegempaan yang cukup signifikan, meskipun sudah menunjukkan tren penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya. 

Selama periode 1 hingga 7 Januari 2025, tercatat 52 kali gempa vulkanik dalam, 31 kali gempa tektonik lokal, dan 26 kali gempa tektonik jauh. Selain itu, juga terpantau adanya tremor menerus dengan amplitudo dominan 0,9 mm.

Evaluasi lebih lanjut menunjukkan bahwa meskipun aktivitas vulkanik Gunung G. Iya cenderung menurun, masih ada potensi bahaya yang perlu diwaspadai. Aktivitas gempa yang tercatat, khususnya gempa vulkanik dalam, menunjukkan adanya suplai magma yang masih aktif. 

Namun, gempa tremor yang terjadi saat ini menunjukkan penurunan amplitudo dibandingkan dengan periode sebelumnya, yang mengindikasikan adanya penurunan intensitas aktivitas vulkanik.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid A. N dalam keterangan resminya, Kamis, 9 Januari 2025 menjelaskan, meskipun aktivitas gunung api menunjukkan penurunan, rekahan yang berkembang di sekitar kawah Gunung Iya berpotensi mengakibatkan longsoran besar menuju laut jika terjadi letusan yang sangat besar atau katastropis. 

Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.

Mengingat penurunan status aktivitas gunung api, Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Iya dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah aktif. 

Hal ini bertujuan untuk menghindari potensi bahaya yang dapat timbul akibat gas beracun yang mungkin keluar dari kawah atau rekahan yang ada.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak jelas mengenai potensi erupsi. Pemerintah daerah, baik di tingkat Kabupaten Ende maupun Provinsi Nusa Tenggara Timur, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), diminta untuk selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi serta Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Nusa Tenggara Timur untuk memantau perkembangan aktivitas vulkanik dan memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat.

Untuk memantau perkembangan aktivitas Gunung Iya, masyarakat dapat mengakses informasi terkini melalui berbagai saluran resmi, termasuk website Badan Geologi di geologi.esdm.go.id, PVMBG di vsi.esdm.go.id, serta media sosial PVMBG di Facebook, X, dan Instagram (@pvmbg). Selain itu, aplikasi Magma Indonesia yang dapat diunduh di Google Play Store juga menyediakan informasi real-time tentang aktivitas vulkanik di Indonesia.

Halaman
12

Berita Terkini