Pilkada Timor Tengah Utara

Tanggapi Turunnya Partisipasi Pemilih pada Pilkada 2024, Ini Penjelasan Akademisi Universitas Timor 

Penulis: Dionisius Rebon
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Timor, Dian Festianto, S.Ip., MA

Sebagai penyelenggara, urai Dian Festianto, KPUD diuji kenetralannya dan harus mampu menunjukkan profesionalitasnya dalam bekerja, sehingga tidak menimbulkan kontroversi dan merugikan para pihak seperti partai politik, kandidat, dan warga negara sebagai pemilih.

Selain itu, partai politik maupun kandidat harus mampu mendekatkan diri dengan masyarakat dan meningkatkan kemampuan untuk memetakan kebutuhan dan tuntutan masyarakat dan mengedepankan moralitas dan etika dalam berpolitik. 

Namun jika nilai-nilai ideal ini tidak bisa terwujud, ia memperkirakan fenomena golput memiliki peluang akan mengalami peningkatan pada pelaksanaan pemilu berikutnya. Akibatnya bisa menyebabkan penurunan legitimasi partai politik pemenang maupun kandidat yang terpilih melalui mekanisme yang demokratis ini. 

Ia menyarankan agar KPUD harus bisa meningkatkan kinerja seperti yang sudah diilustrasikan di atas dan yang perlu diperhatikan juga meningkatkan validitas data pemilih dan meningkatkan koordinasi berjenjang sehingga jika ada kendala bisa segera diselesaikan. 

Sementara Bawaslu sebagai institusi yang bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan pemilu harus mampu menjaga independensi dalam menyelesaikan pelanggaran pemilu dan meminimalisir potensi kecurangan yang terjadi, sehingga pemilu berjalan secara bermartabat. 

Secara khusus untuk partai politik dan kandidat yang diusung sebagai peserta pemilu, kata Dian Festianto, harus mampu meyakinkan masyarakat, bahwa mereka akan bekerja secara maksimal sebagai penyalur aspirasi masyarakat dan mampu membuktikannya ketika memenangkan kontestasi.

Ia juga mendorong para akademisi politik membantu memberikan pencerahan politik kepada masyarakat baik melalui riset atau pengabdian kepada masyarakat.

Penurunan partisipasi pemilih pada pilkada tahun ini di TTU tidak berdiri sendiri atau sekedar reaksi sesaat dari masyarakat, tetapi merupakan proses simultan yang terus berlangsung dan pada akhirnya terakumulasi menjadi bentuk perilaku golput. 

"Untuk itu kalau boleh saya memberikan masukan bagi KPUD melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pilkada lalu dengan pendekatan akademik sehingga diperoleh data yang valid faktor apa yang menyebabkan hal itu terjadi. Sehingga pada pemilu berikutnya tingkat partisipasi pemilih dapat meningkat, yang pada akhirnya demokratisasi politik di TTU juga mengalami peningkatan kualitas,"pungkasnya. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini