Derap Nusantara

Prestasi Pada PON Sebaiknya Sinambung dengan Prestasi Internasional

Editor: Alfons Nedabang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana pertunjukan kembang api pada pembukaan PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh, Senin (9/9/2024). Perhelatan olahraga empat tahunan yang berlangsung 9-20 September 2024 tersebut mengangkat tema Bersatu Kita Juara.

Tak ada yang salah dari prioritas itu. Negara memang memerlukan wadah yang menyatukan masyarakatnya agar integrasi nasional terawat kuat.

Namun, prioritas itu acap mengesampingkan keperluan menjaring talenta dan meningkatkan prestasi olahraga nasional.

Akibatnya, ada kesenjangan antara hasil PON dengan prestasi olahraga nasional dalam ajang multicabang lebih tinggi, seperti Asian Games dan Olimpiade.

Dalam Olimpiade misalnya, sejak Indonesia mengikuti Olimpiade pada 1952, baru empat cabang olahraga yang mempersembahkan medali, yakni panahan, bulutangkis, angkat besi, dan panjat tebing.

Dalam kurun 1952-2024, Indonesia baru mendapatkan 40 medali yang itu pun diawali pada Olimpiade Seoul 1988.

Sepuluh dari 40 medali itu adalah emas, yang baru bisa disumbangkan oleh bulu tangkis, angkat besi dan panjat tebing. Dua terakhir ini mendapatkan emas pada Olimpiade Paris 2024. Panjat tebing membuatnya pada debut Olimpiade cabang ini.

Di level Asian Games pun prestasi Indonesia tak cukup cemerlang.

Sejak pertama mengikuti Asian Games pada 1951 sampai edisi terakhir di China pada 2022, baru 39 cabang olahraga yang mempersembahkan medali. Total, 492 medali dikumpulkan Indonesia dalam kurun 1951-2022.

Dari jumlah itu, 98 di antaranya medali emas, yang disumbangkan oleh 20 cabang olahraga. Padahal jumlah cabang olahraga dalam PON semakin banyak.

Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut pada 9-20 September 2024 mempertandingkan total 65 cabang olahraga di lebih dari 70 arena yang tersebar di 20 kabupaten/kota.

Ke-20 cabang itu adalah bulu tangkis, tenis, tinju, karate, angkat besi, atletik, balap sepeda, wushu, sepak takraw, pencak silat, perahu naga, taekwondo, dayung, panjat tebing, menembak, boling, paralayang, layar, loncat indah, dan jet ski.

Uniknya, renang yang bersama bulu tangkis dan tenis menjadi tiga cabang yang menyumbangkan total medali terbanyak bagi Indonesia dari Asian Games ke Asian Games, belum sekali pun meraih emas.

Begitu pula dari sudut peringkat. Pada periode 1994-2022 saja Indonesia tak pernah bisa masuk 10 besar Asia Games, kecuali 2018 ketika diadakan di Jakarta dan Palembang.

Kala itu Indonesia finis urutan empat dengan 98 medali yang 31 di antaranya emas. Itu adalah peringkat tertinggi dan perolehan medali terbanyak sepanjang masa yang bisa diperoleh Indonesia.

Kelewat Banyak Cabang Olahraga

Hasil SEA Games juga tak begitu memuaskan. Berstatus penduduk terbanyak di Asia Tenggara, Indonesia tak pernah lagi menjadi nomor 1 di kawasan ini sejak 2011 ketika SEA Games digelar di Jakarta dan Palembang.

Halaman
1234

Berita Terkini