Konflik Papua

KNPB Unjuk Rasa di Nabire Papua Tengah, Minta Intervensi Paus Fransiskus Usai Bentrok dengan TNI

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB) mengadakan unjuk rasa di Jayapura pada hari Kamis untuk memperingati 62 tahun Perjanjian New York, yang dipandang membuka jalan bagi aneksasi Indonesia atas Papua.

“Perunding kami menawarkan agar polisi mengawal massa hingga ke lokasi, namun ditolak,” ujarnya.

Dua simpatisan KNPB tertembak dan satu anggota polisi terluka

Laman berita seputarpapua.com juga melaporkan demonstrasi yang sama di Nabire, Provinsi Papua Tengah, Kamis (15/8/2024). Dilaporkan bahwa dua simpatisan KNPB tertembak dan satu anggota polisi terluka.

Dua simpatisan KNPB yang tertembak, yakni Yosua Pigome terkena tembakan di bagian paha dan Andi Gobai terkena peluru karet di bagian paha. Saat ini kedua simpatisan KNPB sedang menjalani perawatan medis di RSUD Nabire.

Tidak hanya itu, puluhan massa aksi juga ditangkap di sejumlah tempat di Nabire seperti di SP 2 Perempatan, Sampaing RSUD Siriwini dan di Pasar Karang Tumaritis.

Kapolres Nabire, AKBP Wahyudi Satrio Bintoro mengatakan, sejumlah massa aksi diamankan polisi lantaran diduga telah melakukan tindakan anarkis.

“Penggunaan kekuatan dalam tindakan kepolisian kita sudah laksanakan, mulai dari kehadiran kita, kita sudah memberikan himbauan, ternyata posisinya mereka melakukan tindakan anarkis berupa lemparan batu sehingga kita lakukan tindakan terukur berupa gas air mata,”jelas Kapolres.

Puluhan massa aksi yang ditangkap hingga saat ini berada di Polres Nabire untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Karena, selain tindakan anarkis, aksi lemparan massa menyebabkan satu anggota polisi terluka dan sedang dirawat di RSUD Nabire.

“Anggota kami juga terkena lemparan hingga luka-luka. Ada motor milik warga juga dibakar dan tiang besi di jembatan juga dilepas semua oleh massa aksi,”katanya.

Sementara itu, anggota KNPB Yosua Pigome mengatakan tindakan aparat kepolisian di Nabire dinilai hanya menampilkan arogansi kekuasaan.

“Kami hanya mau menyampaikan aspirasi sebagai peringatan hari New York Agreement tapi tindakan polisi Nabire ini berlebihan dan tidak manusiawi,”kata Pigome.

Soal tindakan anarkis, Pigome menjelaskan bahwa pihaknya tidak berkehendak melakukan tindakan anarkis namun melampiaskan bentuk kekecewaan.

“Kami lempar batu itu bentuk balasan, jadi tindakan lempar batu dinilai anarkis maka, buang gas air mata dan penembakan juga anarkis,”jelasnya.

Pantauan Seputarpapua di lapangan, aksi anarkis berupa lemparan batu dilakukan massa aksi ketika polisi memaksa massa untuk mundur dan membubarkan diri secara paksa dengan membuang gas air mata dan tembakan peringatan. Selain itu, tindakan anarkis itu juga berawal dari penangkapan dan penembakan oleh polisi terhadap massa aksi sehingga terjadi pelemparan.

(rnz.co.nz/seputarpapua.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkini