Sebaliknya, Ray mengatakan, Airlangga justru terbukti sukses meningkatkan perolehan suara Golkar pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM), Golkar juga berhasil memberikan kemenangan pada pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Sehingga tidak ada alasan konstitusional, rasional dan kinerja yang memungkinkan tuntutan pemunduran diri Airlangga,” ujarnya.
Sejumlah elite Partai Golkar juga diketahui telah membantah perihal dugaan Airlangga terjerat kasus hukum sehingga harus mengundurkan diri.
Ray mengatakan, tidak terdengar desakan dari kepengurusan atau internal partai yang meminta Airlangga mundur dari jabatan ketum.
Meskipun, sebelumnya sempat ada beberapa pihak yang menggaungkan soal musyarawah nasional luar biasa (munaslub).
"Kesimpulan dari semua yang disebutkan di atas, pengunduran diri ini sebagai sesuatu yang sulit dinalar,” katanya.
Serangan ke Airlangga Sebelumnya
Berdasarkan catatan Kompas.com, Airlangga memang dua kali diguncang melalui wacana munaslub pada 2023.
Tepatnya, pada bulan Februari dan Juli.
Pada awal Februari 2023, tiba-tiba beredar poster yang mengatasnamakan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) mendukung Munaslub Partai Golkar.
Menariknya, isi poster yang tersebar menyatakan bahwa KNPI mendukung Munaslub Golkar pada 24-27 Februari 2023 di Ancol Jakarta.
Lalu, mendukung Luhut Binsar Panjaitan menjadi Ketua Umum Golkar yang baru.
Namun, saat itu Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama langsung menegaskan bahwa poster itu merupakan fitnah yang sengaja disebarkan untuk mengadu domba KNPI dengan Luhut.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Lodewijk F Paulus juga menyatakan kader partai beringin solid dibawah kepemimpinan Airlangga.