Berita Sabu Raijua

Pengecer BBM Ilegal Marak di Sabu Raijua

Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema
Editor: Eflin Rote
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Antrean kendaraan di SPBU di SPBU Roboaba Kabupaten Sabu Raijua pada Selasa, 4 Juni 2024

Sebenarnya antrean panjang di SPBU ini terjadi setiap hari di Sabu Raijua. Bahkan dalam satu hari mereka hanya menunggu di sepanjang parkiran SPBU Roboaba untuk mendapatkan BBM. Hal tersebut juga menimbulkan tanya karena BBM eceran banyak dijual di pinggir jalan. BBM eceran ini ibaratnya penolong bagi pengendara ketika kehabisan BBM. Sementara, menurut Mukhlis, pengecer BBM resmi di Sabu Raijua berada di Pulau Raijua.

Semenjak hebohnya kembali terjadi kelangkaan minyak, SPBU Roboaba sudah melakukan pembatasan penjualan sejak Jumat, 31 Mei 2024 untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Perindustrian dan Perdagangan, Lagabus Pian saat disinggung mengenai banyaknya pengecer BBM di Sabu Raijua pada April lalu mengatakan, jika masyarakat Sabu pandai membaca angin, jika sebelum tiga hari diprediksi akan cuaca buruk, mereka mengantisipasi dan semua harga BBM melonjak.

Tetapi sekarang pemerintah Kabupaten (Pemkab)  Sabu Raijua sudah cukup aktif agar BBM selalu ada sehingga masyarakat tidak perlu cemas. Karena Pemkab Sarai dan Pertamina selalu menjaga ketersediaan BBM cukup untuk 10 hari.

"Begitu BBM cukup untuk 14 hari, kapal sudah datang. Kapal sampai Sabu perkiraan empat hari, dua hari isi, dua hari jalan makan pas cukup 10 hari tampungan SPBU di Sabu semua terisi. Sehingga masyarakat pikir ini bakal habis. Tidak bakal habis. Karena itu, kita sudah menjaga bersama Pertamina, Pertamina memantau stok setiap hari,"ujarnya.

Ia menegaskan, BBM subsidi tidak boleh diperdagangkan oleh masyarakat. Masyarakat hanya dibolehkan menjual BBM nonsubsidi atau Pertamax. Pemkab Sarai juga sudah mengedukasi masyarakat bahwa BBM subsidi hanya dikhususkan bagi masyarakat yang berhak mendapatkannya seperti petani, nelayan dan angkutan umum bukan untuk pedagang eceran.

Namun karena persediaan BBM cukup banyak, sehingga masyarakat membeli di SPBU dan dijual kembali karena kurangnya penertiban sehingga mereka menganggap hal ini benar. Ia mengatakan inilah kekurangan dari subsidi pemerintah. (dhe)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkini