Tak hanya itu, lembaga yang mengurusi kepemiluan dan diharapkan netral, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), nyatanya juga tidak bisa berlaku jujur dan adil dalam penyelenggaraan Pemilu 2024. Pemenang pemilu seakan-akan sudah ditentukan sebelum proses pemilu berlangsung.
”Saya pikir tidak ada guna reformasi. Mau kembali setback? Itu namanya setback, kembali ke belakang. Kalau saya, tidak mau. Jadi, ayo di-benerin supaya sebagai penopang sehatnya kehidupan demokrasi,” kata Megawati tegas.
Di sisi lain, melalui Rakernas V, Puan mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah memberikan dukungan kepada calon presiden-calon wakil presiden yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Ia juga berterima kasih karena PDI-P dipercaya kembali oleh rakyat untuk memenangi pemilu legislatif tiga kali berturut-turut.
”Kepercayaan rakyat harus diwujudkan untuk memperbaiki tiga pilar partai, struktural, legislatif, dan eksekutif,” ujar Puan terbata-bata, sambil menitikkan air mata.
Sehubungan dengan adanya perilaku kader partai yang tidak menjunjung tinggi etika politik, tidak berdisiplin, dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ideologi partai, serta melakukan pelanggaran konstitusi dan demokrasi, Rakernas V partai menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Selanjutnya, Rakernas V merekomendasikan untuk menyempurnakan sistem rekrutmen, pelatihan, kaderisasi, dan penugasan partai agar apa yang terjadi dengan penyimpangan perilaku kader pada Pemilu 2024 tidak terulang kembali.
(kompas.id)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS