Selain air jangan lupa ketahanan pangan menjadi pembinaan teritorial. Metode kita akan ada namanya pembinaan ketahanan wilayah, subnya adalah ketahanan pangan. Ketika saya keliling Flores ini sama dengan konsep gereja, konsep keuskupan semua ada di dalam lahan.
Semua berbicara alternatif makanan di samping makanan pokok yang ada untuk antisipasi krisis pangan.
Rencana pengembangan dalam waktu dekat seperti apa?
Saya perlu jelaskan bahwa kita ada 3 metode. Pertama paling sederhana masyarakat umum pun paham. Kalau masyrakat melaporkan pak kami kekurangan air, posisi mata air ada di atas kami dj bawah.
Itu sederhana kita langsung melaksanakan perpipaan, gravitasi kita gunakan karena mengalir dari tinggi ke rendah. Nah ketika di wilayah tersebut tidak ada lagi air yang diatas, kita mencoba melihat air yang di bawah, dihitung debitnya.
Ketika memadai untuk menggerakann pompa hidram, maka kita akan melaksanakan terapan aplikasi ini. Bagi wilayah yang tidak mungkin gravitasi dan hidram, kita akan pikirkan mungkin air itu ada di bawah maka kita laksanakan eksplorasi air untuk sumur bor.
Kita ada alat pendukung yang sudah canggih. Sementara ini saya memiliki alat bor peribadi ada 4 unit, yang kedinasan juga ada 3 menit yang tersebar ada 4 di Flores, 2 di Sumba, sisanya di Timor. Eksplorasi atau pencarian titik air ada alat sederhana yang mungkin butuh waktu sekitar 1 jam, kita sudah tau bahwa di sini ada air. Ada juga peta cekungan air.
Dari 300-an titik ini mana yang kesulitannya paling berat atau pengalaman yang paling berkesan
Karena mungkin saya sudah sering di Timor justru ini saya anggap biasa saja, walaupun banyak. Kemarin saya waktu keliling di Flores tepatnya di Manggarai Timur ada desa yang menunggu saya sampai malam hari.
Saya mau tau bagaimana kondisi yang dipasang oleh Babinsa. Waktu itu mereka kerjasama dengan masyarakat ikut memang, ada bhabinkamtibmas, LSM, perangkat desa ini saya anggap penting. Karena mereka memberikan suatu gambaran tentang kerjasama yang lengkap.
Saya datang rencananya mau ke titik air. Saya tidak mampu sampai ke bawah, apalagi malam jaraknya 2 km.
Baca juga: Warga Desa Kuaken Timor Tengah Utara Dukung Simon Petrus Kamlasi Jadi Calon Gubernur NTT
Akhirnya saya minta foto-fotonya, waktu pekerjaan dilakukan. Itu luar biasa bagaimana pikul semen menuju ke bawah, akhirnya mereka hanya 1, 2 orang yang benar-benar kuat yang mereka pakai untuk melansir material.
Kemudian di Desa Sunu tempat patung Pak Joko Widodo itu lebih parah lagi. Airnya di bawah, sampai saudara-saudara saya tidak percaya.
Syukur memang karunia dan penyertaan Tuhan, bagaimana konsep kita yang logis kita gunakan untuk hitungan-hitungan mekanika dan saya yakini air akan sampai. Itu yang paling berkesan. (cr19)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS