Pilkada Lembata

Erik Langobelen Ambil Formulir Pendaftaran Calon Bupati Lembata di PDIP: Saatnya Anak Muda Terlibat

Penulis: Ricardus Wawo
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gregorius Duli Langobelen atau akrab disapa Erik Langobelen (kanan) mendatangi kantor PDI Perjuangan Lembata pada Senin, 08 April 2024 untuk mengambil formulir pendaftaran sebagai bakal calon Bupati atau Wakil Bupati Lembata. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Gregorius Duli Langobelen atau akrab disapa Erik Langobelen mendatangi kantor PDI Perjuangan Lembata pada Senin, 08 April 2024 untuk mengambil formulir pendaftaran sebagai bakal calon Bupati atau Wakil Bupati Lembata. 

Kedatangannya disambut pengurus DPC PDI Perjuangan yaitu Sekretaris Internal, Broin Tolok, Bendahara, Felmy Beding dan Staf Sekretariat, Oca Domaking. 

Erik mengatakan, saat ini ada dua partai politik yang membuka pendaftaran yaitu PDI Perjuangan dan Partai Amanat Nasional (PAN). 

Dia memilih hendak mendaftarkan diri melalui PDI Perjuangan karena ia percaya PDI Perjuangan selalu memberikan warna yang berbeda dalam politik nasional maupun daerah. 

Baca juga: Lipsus - Golkar Usung Derosari di Pilkada Lembata 2024

“Saya memilih partai PDI Perjuangan karena partai ini banyak menghadapi badai politik, tapi tetap berdiri hingga saat ini. Apalagi dari AD/ARTnya kita tahu bahwa PDI Perjuangan selalu berusaha menjadi partai ideologis, yang kuat berdiri sebagai oposisi, dan berasas pada Pancasila hingga membentuk suatu jati diri kebangsaan, kerakyatan, dan keadilan sosial," ungkap alumnus IFTK Ledalero ini kepada wartawan. 

Menurutnya, sudah saatnya ia sebagai anak muda terlibat dalam politik dan bertanggung jawab dengan kepemimpinan di tingkat daerah dan sudah saatnya anak muda menerima bahkan merebut estafet kepemimpinan untuk membangun Lembata dengan cara pandang yang benar. 

“Itu yang membuat saya ingin bergabung. Juga bukan sekadar memanfaatkan posisi saya sebagai anak muda, tapi saya kira harus ada tawaran pemikiran baru berbasis pada kepekaan identifikasi masalah hingga strategi kreatif-konstruktif dalam membangun Lembata,” tegasnya. 

Erich juga menyinggung calon-calon lainnya yang saat ini juga menjadi perbincangan di masyarakat. 

Ia berharap semua orang yang menawarkan diri menjadi Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Lembata harus memiliki kemampuan mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya dalam program kerja. 

“Banyak nama yang muncul, tapi jangan sampai tidak menguasai persoalan di Lembata, sehingga apa yang digagas bisa saja tidak terukur,” ucapnya.

Ia pun berharap semua yang mengikuti pertarungan pilkada mendatang ini harus realistis dengan keuangan daerah yang sedang tidak bersahabat sebagai dampak dari utang daerah. 

“Pemimpin Lembata kali ini akan menghadapi tantangan yang berat. Sebab akan ada dobel beban saat memimpin Lembata. Yang pertama beban membayar utang, sedangkan kedua adalah beban mengoptimalkan pembangunan dari 'modal' yang serba terbatas. Jika salah langkah akan jatuh pada lubang yang sama,” katanya. 

Pemerintahan sebelumnya, menurut dia,  ada yang berlatar belakang ekonomi, tetapi relatif belum mampu memperkuat ekonomi daerah. Sebaliknya membuat kondisi keuangan Lembata menjadi sangat tidak bersahabat. 

“Yang membingungkan adalah ada yang punya latar belakang pengetahuan ekonomi tinggi, tapi ternyata tidak berbanding lurus dengan signifikansi penyelesaian masalah ekonomi. Ironis, memang. Misalnya, tidak banyak uang yang berputar di dalam Lembata, karena uang banyak yang justru lari keluar Lembata atau hanya berkonsentrasi pada kelompok pemodal tertentu saja tanpa ada regulasi khusus yang mengontrolnya. Itu salah satu hal yang harus dipikirkan,” ucapnya. 

Halaman
12

Berita Terkini