Pilpres 2024

Ganjar Pranowo Tak Persoalkan Presiden Jokowi Turun Kampanye: Ya Silahkan, Masyarakat yang Nilai

Penulis: Frans Krowin
Editor: Frans Krowin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GANJAR TAK MASALAH – Ganjar Pranowo tidak mempermasalahkan jika Presiden Jokowi dan para menteri kampanye untuk pasangan calon tertentu dalam Pilpres 2024 ini. Tapi ia meminta masyarakat untuk menilai sendiri apa yang terjadi.

POS-KUPANG.COM – Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut 3 tidak mempersoalkan jika Presiden Jokowi dan para menteri berkampanye untuk pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tertentu. Sebab kampanye merupakan pilihan politik setiap orang.

Akan tetapi, Ganjar Pranowo yang juga Mantan Gubernur Jawa Tengah itu meminta masyarakat untuk menilai sendiri terhadap apa yang terjadi. Sebab ada fatsun politik, moral, dan etika yang harus dijaga dalam demokrasi.

Ganjar mengatakan hal tersebut, ketika diwawancara ekslusif oleh Pemimpin Redaksi (Pemred) TVOne, Karni Ilyas, pada Rabu 25 Januari 2024.

Dikatakannya, ia sama sekali tidak mempersoalkan jika Presiden Jokowi berkampanye tatkala elektabilitas pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka kurang dari 51 persen sebelum masa tenang.

Ganjar menyebutkan bahwa pejabat yang melakukan kampanye termasuk Presiden Jokowi, merupakan pilihan politik para pejabat tersebut..

Apalagi Presiden Jokowi juga telah menyampaikan, bahwa presiden dan menteri boleh berkampanye dan memihak pasangan calon yang kini sedang berkompetisi dalam Pilpres 2024.

"Kalau umpama beliau turun gunung kan statementnya sudah disampaikan, boleh lho presiden kampanye, saya tidak pernah problem. Itu pilihan politik yang saya hormati," ungkap Ganjar.

Dia menjelaskan, pernyataan Jokowi dapat dinilai sendiri oleh masyarakat karena ada fatsun politik, moral, dan etika yang harus dijaga di dalam demokrasi.

"Akan dicatat dalam sejarah masing-masing, orang berubah karena sesuatu, dan kemudian orang bisa menilai, enggak apa-apa," ujar Ganjar.

Meski demikian, Ganjar menyampaikan ada tanggung jawab politik dan moral yang harus ditinggalkan untuk dicontoh generasi muda dalam berpolitik dan berdemokrasi dan hal itu harus dimulai dari elit politik

"Apa yang akan kita berikan kepada anak dan cucu terhadap pendidikan politik hari ini. Kalau kemudian elite kita tidak bisa memberikan contoh, tidak mengedukasi maka yang terjadi adalah suka-suka. Kalau sudah suka-suka, yang terjadi hukumnya hanya satu saja, machiavelli. Segala cara akan digunakan," kata Ganjar.

Dimulai dari Mahfud

Dia menjelaskan paslon nomor urut 3  Ganjar Pranowo dan Mahfud MD masih memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan pendidikan politik kepada generasi muda.

Hal itulah yang mendorong Mahfud MD memutuskan untuk mundur dari jabatan Menko Polhukam untuk menghindari conflict of interest.

"Kita masih punya kok bang, pesan-pesan politik yang kita berikan kepada generasi berikutnya, jangan dilanggar, itu tidak elok, tidak etis, ada moral fatsun, ada regulasinya," ujar Ganjar.

Terkait dengan itu, lanjutnya, ada unsur kepantasan dan kepatutan yang harus dipertimbangkan setiap pejabat publik yang memutuskan maju dalam kontestasi pemilu.

Ganjar menyampaikan, sangat menghargai keputusan Mahfud untuk mundur dari jabatan Menko Polhukam, meskipun hal itu mungkin dinilai sebagian orang akan merugikan karena tidak dapat menggunakan fasilitas bagi pejabat publik.

Dia berharap, langkah Mahfud dapat menjadi contoh bagi pejabat publik lainnya di kontesasi Pemilu 2024, termasuk para menteri yang sudah terang-terangan menunjukkan dukungan kepada paslon tertentu.

"Saya respek betul sama Pak Mahfud yang beliau menimbang-nimbang tidak tergesa-gesa, tapi menunggu. Dan saya berharap kalau itu memang bisa dilakukan, ya contoh itu harus diberi, dan dimulai oleh seorang Mahfud MD," tutur Ganjar.

Baca juga: KPU RI  Wajibkan Presiden Jokowi Ajukan Cuti Jika Turun Kampanye Pilpres 2024

Baca juga: Survei Dua Lembaga Asing Unggulkan Prabowo-Gibran, Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin Beda Tipis

Baca juga: Relawan Ganjar Alihkan Dukungan ke Prabowo-Gibran, Calvin Leonard: Ini Panggilan Tuhan

Dia menambahkan, setiap pejabat publik bertanggung-jawab untuk menjaga netralitas dan tidak menghalalkan segala cara termasuk mengklaim program pemerintah sebagai keberhasilan instansi atau pribadi demi memenangkan Pemilu.

"Ya kan ada klaimnya, ini dari kami, ketika memberikan bantuan. Jangan lupa ya besok ucapin terima kasih ke sana ya, ini dari kami lho, kan kita tau diksinya. Kita tahu cara berkomunikasi, kita tahu lubang jarum yang kecil itu mau dimasukin dari mana untuk menghalalkan. Makanya saya bilang tadi kalau semua sudah bebas-bebasan, maka yang terjadi adalah Machiavelli, aturan hanya sekadar aturan dan pasti orang akan bisa mengangkangi, dan kita akan diketawai oleh rakyat," tutur Ganjar. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Berita Terkini