Berita Ngada

RD Maxi Beberkan Hasil Rekomendasi Munas Unindo XIV di Ngada Usai Terpilih Jadi Ketua Unindo

Penulis: Laus Markus Goti
Editor: Eflin Rote
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RD. Dr. Florens Maxi Un Bria, S. Ag, M. SOS saat diwawancarai POS-KUPANG.COM di Wolobobo, Kamis 28 September 2023

Sosok RD Maxi terbilang produktif menulis buku dalam berbagai judul, di antaranya buku Gereja Selaras Zaman.

RD. Dr. Florens Maxi Un Bria lahir di Oefto, Kabupaten Malaka Timor, Provinsi NTT,  tanggal 3 Juni 1971.

Ia ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Agung Kupang pada tanggal 3 September 2000 setelah menempuh pendidikan di seminari menengah dan Seminari Tinggi Santo Mikael Kupang.

Baca juga: Ketua Stiper Flores Bajawa Ajak Mahasiswa Jangan Kalah dengan Bupati Ngada

Dia pun pernah menjadi Pastor Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui Kupang dan menginisiatifi program Gerakan Seribu Rupiah atau lebih dikenal Geser, untuk membentuk kebiasaan menabung dan kebiasaan memberi di kalangan umat.

Buah pertama dari program Geser adalah gedung gereja Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui Kupang yang kini berdiri megah. Gereja itu dibangun atas swadaya umat dengan menyisihkan Rp 1.000 per hari per kepala keluarga.

Selanjutnya pada tahun 2012 dia mendapat tugas di Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Jakarta dan menjalani studi magister, lalu kembali ke Kupang mengemban sejumlah tugas, termasuk menjadi ketua Komisi  Kerasulan Awam Keuskupan Agung Kupang sekaligus sebagai dosen di Stipas KAK.

Ia ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Agung Kupang pada tanggal 3 September 2000 setelah menempuh pendidikan di seminari menengah dan Seminari Tinggi Santo Mikael Kupang.

Dia pun pernah menjadi Pastor Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui Kupang dan menginisiatifi program Gerakan Seribu Rupiah atau lebih dikenal Geser, untuk membentuk kebiasaan menabung dan kebiasaan memberi di kalangan umat.

Buah pertama dari program Geser adalah gedung gereja Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui Kupang yang kini berdiri megah. Gereja itu dibangun atas swadaya umat dengan menyisihkan Rp 1.000 per hari per kepala keluarga.

Selanjutnya pada tahun 2012 dia mendapat tugas di Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Jakarta dan menjalani studi magister, lalu kembali ke Kupang mengemban sejumlah tugas, termasuk menjadi ketua Komisi  Kerasulan Awam Keuskupan Agung Kupang sekaligus sebagai dosen di Stipas KAK.

Baca juga: Askab PSSI Lembata Pastikan Persebata Ikut Soeratin U-17 di Kabupaten Ngada

Setelah menamatkan studi doktoral bidang komunikasi tahun 2022, RD. Dr. Maxi Un Bria diangkat menjadi ketua Stipas KAK, lalu menjadi Ketua Perpetaki (Perhimpunan Perguruan Tinggi Katolik Keagamaan Katolik Indonesia).

RD. Dr. Maxi Un Bria juga mengemban tugas sebagai  Koordinator Komisi Kerawam Regio Nusra, Sekretaris Dewan Pembina Gerakan Pembumian Pancasila Indonesia.

RD. Maxi Un Bria juga mempunyai perhatian dan devosi khusus kepada Santo Damian Devoster, yakni seorang imam yang mengabdikan dirinya bagi pelayanan para penderita kusta di Pulau Molokai, Kepulauan Hawaii. Santo Damaian akhirnya meninggal setelah terjangkit kusta dari para pasien yang dirawatnya.

RD. Dr. Maxi Un Bria juga menjadi ketua komunitas Santo Damian Devoster dan pernah mengunjungi Pulau Molokai di tempat pelayanan Santo Damian. 

Terima kasih atas kepercayaan

Halaman
123

Berita Terkini