Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 17 September 2023 'Ampuni Saudaramu Dengan Segenap Hatimu'

Editor: Edi Hayong
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 17 September 2023 dengan judul '…Ampuni Saudaramu Dengan Segenap Hatimu'

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul ''…Ampuni Saudaramu Dengan Segenap Hatimu'.

Dalam renungan pada Hari Biasa XXIV Bruder Pio Hayon SVD merujuk pada Bacaan I: Sir.27: 30 –28:9, Bacaan II: Rom. 14: 7-9 dan Injil:Mat.18:21-35

Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis Bruder Pio Hayon SVD dengan judul '…Ampuni Saudaramu Dengan Segenap Hatimu'

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus                                                                                                                                                                                                                                      

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Mengampuni adalah sebuah kebajikan yang kadang sangat berat untuk dilakukan oleh manusia karena selalu berhubungan dengan ego manusia itu sendiri. Mengampuni itu sebuah gerakan keluar dari ego diri kepada orang lain.

Ini butuh sebuah kerendahan hati untuk dapat melakukannya dengan penuh kesadaran. 

Mengampuni  atau forgive akan sangat dekat dengan forget atau melupakan. Dua aspek ini akan bisa saling berpengaruh satu dengan yang lainnya. 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita merayakan hari minggu biasa ke XXIV. Tema utama dalam perayaan kita hari ini adalah pengampunan. Kitab Sirakh memberi tekanan cukup tegas tentang hal ini: “Jika ia menyimpan amarah kepada sesama manusia? Bolehkah ia mohon ampun atas dosa-dosanya, kalau ia sendiri tidak menaruh belas kasihan terhadap seorang manusia yang sama dengannya?”

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 17 September 2023, Ampun Tanpa Batas

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 16 September 2023, Pohon yang Baik Menghasilkan Buah yang Baik

Kitab Sirakh mau mengingatkan kita untuk selalu menaruh belas kasihan kepada sesama manusia sebelum dia memohon ampun atas dosa-dosanya di hadapan Tuhan. Yang paling penting adalah sikap kita kepada sesama kita maka dengan sendirinya kita diberi ampun oleh Tuhan atas dosa dan kesalahan kita. Karena Tuhan itu pengasih dan penyanyang panjang sabar dan berlimpah kasih setiaNya.

Karena kita semua adalah milik Tuhan dalam Kristus Yesus yang telah wafat dan bangkit bagi kita manusia. Maka baik hidup maupun mati kita semua adalah milik Kristus. St. Paulus selalu memberikan penegasan akan kebenaran iman ini kepada jemaatnya di Roma.

Dan dalam Injil, Yesus memberi wejangan kepada para muridNya atas pertanyaan Petrus: “Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”

Pertanyaan Petrus ini memberi tanda kepada Yesus bahwa masih banyak orang yang belum tahu tentang belaskasihan Allah kepada manusia termasuk para muridNya yang diwakili oleh Petrus.

Maka Yesus menjawab Petrus: “Bukan! Aku berkata kepadamu, bukan sampai tujuh kali melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Jawaban Yesus ini pastinya membuat Petrus dan para murid lainnya merasa heran karena sepertinya susah sekali untuk dilakukan.

Tapi bagi Yesus ungkapan “tujuh puluh kali tujuh kali” menjadi ungkapan simbol yang melebihi kesempurnaan. Bagi orang yahudi, angkat tujuh adalah angka sempurna maka memberi ampun tujuh kali dianggap sudah sempurna sekali.

Halaman
12

Berita Terkini