POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Tiada Nabi yang Dihargai di Tempat Asalnya.
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari 1 Tesalonika 4: 13-17, dan bacaan Injil Lukas 4: 16-30.
Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini dilampirkan pula teks lengkap bacaan Senin 4 September 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Tempat asal tentu saja menjadi tempat yang akan dirindukan selalu karena kita dilahirkan dan dibesarkan di tempat asal kita. Semua hal yang telah terjadi itu menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Maka keinginan untuk kembali ke rumah, ke tempat asal adalah satu keinginan terbesar dalam hidup kita.
Namun kadang setelah berlalunya waktu, tempat asal bisa menjadi tempat yang asing lagi buat kita karena sudah lama tak pernah berkunjung.
Asing terhadap orangnya juga terhadap tempat dan situasi baru yang tak pernah kita alami lagi.
Namun apa pun itu, tempat asal selalu menjadi tempat paling nyaman untuk mengenangkan kembali situasi kita sebelumnya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 3 September 2023, Rahasia Messias, Rahasia Jalan Salib
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Kisah tentang Yesus ditolak di tempat asalNya, Nazareth menjadi bacaan yang sering kita baca dan renungkan.
Kisah ini ketika kita baca bahkan berulang-ulang pun kita pasti tetap merasa tidak percaya akan sikap orang sekampungNya.
Kisah ini sebenarnya berawal dari tugas Yesus sebagai seorang Rabi untuk membacakan teks Kitab Suci pada hari Sabat dan memberikan wejangan sebagaimana lazimnya sebagai seorang Rabi umumnya.
Semua orang juga tahu bahwa semua anak laki-laki bangsa Yahudi yang dewasa sudah belajar Taurat dengan baik sejak mereka masih remaja.
Dan Yesus tentu sudah pelajari juga sampai Dia dipandang layak untuk menjadi seorang Rabi untuk bisa mewartakan Firman.