Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini
POS-KUPANG.COM, SOE - Bupati Timor Tengah Selatan, Egusem Pieter Tahun menegaskan kepala puskesmas (kapus) dan camat serta perangkat desa yang tidak serius dalam penanganan angka stunting akan ditarik.
Hal tersebut disampaikan orang nomor satu Kabupaten TTS ini di halaman Kantor Bupati TTS lama, usai melaksanakan jalan sehat bersama para pegawai lingkup pemda Kabupaten TTS, Jumat 25 Agustus 2023.
Bupati Egusem mengungkapkan kekesalannya lantaran dirinya menilai wilayah tertentu di Kabupaten TTS tren angka stuntingnya tidak menurun, tetapi malah meningkat.
Baca juga: Sambut HUT RI ke-78 RI di Timor Tengah Selatan, Paguyuban Tionghoa Siap Jaga Persatuan dan Kesatuan
"Kita sementara penimbangan stunting. Tahun ini meningkat. Kemarin 24,1 persen. Ibu asisten 1 segera evaluasi kapus dan camat serta kepala desa. Masa yang lain turun drastis, yang lain bukan menurun tetapi meningkat. Segera dievaluasi," ungkapnya kesal.
Dirinya menegaskan, pengentasan angka stunting dan kemiskinan ekstrim serta pemberdayaan ekonomi adalah prioritas.
"Saya tegaskan, tahun depan diprioritaskan untuk stunting dan ekonomi untuk menurunkan angka stunting ini. Kita sudah ditargetkan untuk turun 14 persen. Tolong diawasi melalui perencanaan, khusus untuk stunting dan pemberdayaan ekonomi. Untuk stunting, barometer NTT ada di TTS Karena kita terbanyak. Tolong teman-teman perhatikan hal ini," paparnya.
Baca juga: Sekolah dengan View Terindah, Kadis Pendidikan Timor Tengah Selatan: Kita Mesti Tangkap Peluang
Selain itu, dirinya menyebut masalah miskin ekstrim di TTS juga belum turun sesuai harapan.
"Nanti diikuti dengan miskin ekstrem. Untuk miskin ekstrem kita menurun tetapi belum signifikan sesuai harapan. Target presiden tahun 2024 harus nol. Kita posisi kurang lebih masih 30.000 yang miskin ekstrim. Kita harus tekan ini dan permintaan bapak presiden harus nol," tandasnya.
Menyikapi situasi yang ada, Bupati Egusem juga meminta agar dana desa diprioritaskan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Untuk semua pihak yang terkait, tolong dana desa diprioritaskan ke hal tersebut yakni miskin ekstrem, pemberdayaan ekonomi dan stunting. Ini harus menjadi perhatian kita di tahun 2024. Memang saya akan berakhir di tahun ini, tetapi poin di atas menjadi perhatian kita," ungkapnya.
Baca juga: Meriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-78, Bupati Timor Tengah Selatan Lepas 34 Kelompok Gerak Jalan
Dirinya meminta agar camat, kapus dan kepala desa yang tren angka stunting di wilayahnya meningkat perlu dievaluasi.
"Jadi evaluasi camat, kapus dan kepala desa yang angka stuntingnya masih stagnan atau malah meningkat. Kecenderungan angka stunting ini meningkat di wilayah Mollo. Mungkin karena terlalu dingin sehigga kurang makan sayur-sayuran. Wilayah Mollo naik semua. Kapus harus dievaluasi, kalau memang tidak bisa nanti minggu depan kita ganti kapus. Camat yang tidak mampu juga kita tarik sekaligus karena tidak memberikan support dan dukungan," ucapnya kesal.
"Pak Presiden datang ke TTS hanya karena stunting, masa kita tidak ada dukungan dan perhatian. Jadi saya mohon sesegera mungkin. Minggu depan ini evaluasi dan lapor sama saya karena posisi stunting kita naik.
Dirinya meminta agar semua instansi terkait menaruh perhatian secara serius untun penanganan angka stunting dan miskin ekstrim di Kabupaten TTS.
"Ini mohon perhatian dari kita semua untuk menekan angka stunting dan kemiskinan ekstrim. Sekali lagi dana desa diprioritaskan untuk hal itu," pungkasnya. (din)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lain di GOOGLE NEWS