"Ini sangat membantu tapi sistem fiskal kita tidak bisa kita bawa sampai tahun depan jadi yang ada tahun ini sisa yang 70 persen harus dihabiskan, kalau UKT mereka bayar full," ungkapnya.
"Dengan kebijakan cicilan uang pangkal ini cukup membantu karena ketika kebijakan iji diberlakukan akhirnya cukup banyak yang melakukan registrasi terutama yang jalur mandiri," kata Prof. Annytha menambahkan.
Terkait kuota KIP Kuliah Prof. Maxs berharap agar pihak Kementerian bisa lebih menyaring sehingga tidak terjadi seperti saat ini, 2.158 mahasiswa yang diluluskan Kementerian dengan KIP Kuliah namun pihak universitas diminta melakukan verifikasi untuk menyaring lagi penerima KIP Kuliah.
"Nah anak - anak ini kemudian tidak tahu masalah, bilang Rektor Undana yang membatalkan KIP Kuliah mereka padahal bukan kami. Ini kan ada 2.158 yang diluluskan dari Kementerian dengan KIP Kuliah ini bukan kami yang meluluskan," kata Prof. Maxs.
"Sekarang kami diminta untuk melakukan verifikasi dan validasi ulang. Ini istilahnya kan membunuh yang 1.700 jadi filternya memang harus benar - benar dibuat. Kalau memang anggarannya terbatas, lubang filter itu diperkecil sehingga kita melakukan seleksi itu tidak segitu dramatisnya. Itu menimbulkan beban yang luar biasa. Secara psikologis maupun fisik di lapangan," tambahnya.
Prof. Maxs juga meminta, jika memang ada anggaran bisa diperbesar supaya benar - benar memberi perhatian terhadap masyarakat NTT khususnya calon mahasiswa.
Selain itu, jadwalnya harus benar - benar diperhatikan karena ketika kuota 800 untuk KIP Kuliah diberikan, dua tiga minggu kemudian masuk lagi KIP skema B.
"Yang 800 itu KIP Kuliah penuh. Setelah kita tentukan UKT sekian, negara bayar lalu dia dapat biaya hidup dan biaya pembinaan yang masuk ke rekening mahasiswa. Ini yang skema A. Yang skema B pemerintah hanya membayar UKT itu kan 600 masuknya kemudian tapi kan SNBTnya sudah kami umumkan," ujarnya.
"600 ini yang nanti kami masih punya stok untuk kita lakukan tadi ada yang banding dan sebagainya kita kasih kalau 600 ini habis berarti sudah Undana yang melakukan Subsidi kita turunkan UKTnya anak - anak itu," tambahnya.
Terkait dengan mahasiswa yang mengeluh kesulitan saat mendaftar wisuda Maxs mengatakan, pihaknya saat ini juga berbenah dengan sistem yang ada.
Namun satu hal yang menjadi masalah adalah kebanyakan calon wisudawan mendaftar di menit - menit terakhir sehingga menyebabkan banyak antrean karena petugas yang bertugas melakukan input data tidak sebanding dengan jumlah lulusan yang bertambah setiap tahun.(uzu)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS