Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 8 Agustus 2023,  Yang Keluar dari Mulut Itulah yang Menajiskan

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Selasa 8 Agustus 2023 dengan judul Yang Keluar dari Mulut Itulah yang Menajiskan.

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Yang Keluar dari Mulut Itulah yang Menajiskan.

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Bilangan 12: 1-13, dan bacaan Injil Matius 15: 1-2.10-14; Peringatan Santo Dominikus, imam.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Selasa 8 Agustus 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.



Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Mulut adalah salah satu organ tubuh yang paling aktif untuk melakukan banyak aktivitas, dari bicara, makan, minum dan mimik-mimik tertentu yang dapat terlihat dalam aktivitas mulut.

Dalam seluruh aktivitas itu, akan selalu juga memiliki dampak yang menjadi konsekuensi dari semua aktivitas itu.

Ada dua aktivitas yang tampak yaitu ke dalam seperti makan dan minum, lalu aktvitas kedua adalah keluar.

Kedua aktivitas ini selalu menjadi bagian dari seluruh aktivitas mulut.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 8 Agustus 2023, Dominikus Adalah Contoh Anak yang Berbahagia

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Musa telah melakukan banyak hal baik seperti yang telah dilakukannnya sejak keluar dari tanah Mesir sampai ke tanah terjanji walaupun hanya lihat dari jauh.

Semua hal yang dilakukan oleh Musa semata-mata karena kasih karunia Allah yang diperolehnya bahkan Allah bisa berbicara dengan Musa berhadap-hadapan, muka dengan muka.

Hal ini menunjukkan bahwa Musa benar-benar Nabi yang mendapat kasih karunia di hadapan Allah secara pribadi dan di hadapan bangsa Israel.

Namun demikian, Harun dan istrinya Miryam membuat satu prasangka buruk kepada Musa perihal istrinya dan karena mau merasakan apa yang Allah lakukan kepada Musa.

Kecemburuan ini mendatangkan petaka bagi Harun dan Miryam.

Allah mengetahui situasi ini dan memanggil mereka bertiga untuk diadili.

Alhasil, Miryam mendapat kusta dari Tuhan karena telah melakukan kesalahan terhadap Musa.

Namun Musa tetaplah seorang Nabi yang rendah hati dan dia meminta kepada Tuhan untuk menyembuhkan lagi Miryam.

Kejadian ini membantu kita melihat betapa Allah sangat memperhatikan Musa sebagai Nabi dan HambaNya yang selalu setia melayaniNya.

Bagi siapa saja yang berprasangka buruk terhadap Musa, maka dia akan mendapat petaka dari Allah sendiri.

Kecemburuan atau prasangka buruk selalu menghantar kita kepada masalah karena kita lebih memperhatikan diri kita sendiri daripada kepentingan orang lain.

Hal yang sama dilakukan oleh orang-orang Farisi yang mempertanyakan tentang para murid Yesus yang melanggar adat istiadat nenek moyang mereka bangsa Yahudi.

Mereka hanya memperhatikan hal-hal yang bukan menjadi inti ajaran Yahwe.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 8 Agustus 2023, Jaga Mulut dan Jaga Hati

Itulah kesalahan terbesar dari orang-orang Farisi.

Mereka mempertanyakan mengapa para murid tidak membasuh tangan sebelum makan.

Dan Yesus menjawab mereka, “…bukan yang masuk ke dalam mulut yang menanjiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menanjiskan orang.”

Yesus menjawabi orang-orang Farisi itu dengan satu tata hukum yang baru. Dan Yesus menyampaikan itu kepada mereka dan mereka tentu merasa tersinggung.

Namun Yesus tetap menyampaikan tata hukum baru itu agar mereka semakin paham tentang apa yang seharusnya dilakukan dan yang tidak perlu dilakukan.

Bukan selalu mengacu kepada adat istiadat tetapi harus juga mengacu kepada hukum baru yang ditegakkan oleh Yesus sendiri.

Pemikiran orang Farisi kadang-kadang juga menjadi bagian dari praktik hidup harian kita.

Kita gampang sekali mengeluarkan kata-kata kotor ataupun kata-kata kasar atau bahkan merendahkan orang lain atau menghakimi orang lain tanpa melihat diri kita sendiri.

Kita lebih gampang jatuh ke dalam prasangka-prasangka buruk dibandingkan berkata hal positif atau yang baik kepada orang lain.

Marilah kita belajar untuk semakin peka terhadap diri kita sendiri untuk semakin sadar dalam mengungkapkan kata-kata kita kepada orang lain.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 7 Agustus 2023, Hilangkan Kerakusan Hidup

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Pesan-pesan untuk kita, pertama, Musa tetaplah menjadi orang yang dikasihi Allah karena selalu berhadapan muka berbicara kepada Allah.

Kita pun bisa mendapatkan kasih karunia Allah kalau kita mampu masuk dalam situasi Allah.

Kedua, adat istiadat tidak selalu salah, tetapi harus tetap mengedepankan tata hukum baru dari Allah sendiri.

Ketiga, orang-orang Farisi juga bisa terlahir dalam diri kita, maka selalu sadar untuk dapat mengontrol pola tingkah laku kita di hadapan Allah dan sesama.

Teks Lengkap Bacaan 8 Agustus 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Selasa 8 Agustus 2023. (Tokopedia)

Bacaan Pertama Bilangan 12:1-13

"Musa itu seorang nabi yang lain daripada yang lain. Bagaimana kalian sampai berani menaruh syak terhadap dia?"

Bacaan dari Kitab Bilangan:

Sekali peristiwa Miryam dan Harun menaruh syak terhadap Musa karena wanita Kush yang diperisterinya. Memang Musa telah memperisteri seorang wanita dari Kush.

Kata mereka,”Benarkah Tuhan bersabda dengan perantaraanMusa saja? Bukankah Ia juga bersabda dengan perantaraan kita?” Hal itu didengar oleh Tuhan. Adapun Musa, dia itu seorang yang sangat lembut hatinya melebihi siapa pun di atas bumi.

Lalu tiba-tiba bersabdalah Tuhan kepada Musa, Harun dan Miryam, “Keluarlah kalian bertiga ke Kemah Pertemuan.” Maka keluarlah mereka bertiga. Lalu turunlah Tuhan dalam tiang awan dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam.

Dan mereka berdua tampil. Lalu bersabdalah Tuhan, “Dengarkanlah sabda-Ku ini. Jika di antara kalian ada seorang nabi, maka Aku, Tuhan, menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan.

Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan demikianlah halnya dengan hamba-Ku Musa, yang setia di seluruh rumah-Ku. Dengan Musa Aku berbicara berhadap-hadapan, terus terang, bukan dalam teka-teki.

Dan ia telah melihat rupa Tuhan. Bagaimana kalian sampai berani menaruh syak terhadap hamba-Ku Musa?” Sebab itu bangkitlah murka Tuhan terhadap mereka. Tuhan meninggalkan tempat itu, dan tiang awan naik dari atas kemah.

Pada saat itu Miryam tampak kena penyakit kusta, kulitnya menjadi putih seperti salju. Ketika Harun menoleh kepadanya, tampaklah olehnya bahwa Miryam telah terkena kusta.

Harun lalu berkata kepada Musa, “Ah Tuanku, janganlah kiranya dosa ini ditimpakan kepada kami. Dalam kebodohan kami telah berbuat demikian.

Janganlah kiranya Miryam ini dibiarkan sebagai anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan sudah setengah busuk dagingnya.” Lalu berserulah Musa kepada Tuhan, “Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 51:3-4.5-6a.6bc-7.12-13

Refr. Kasihanilah aku, ya Allah, sebab aku orang berdosa.

1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.

2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.

3. Maka Engkau adil bila menghukum aku, dan tepatlah penghukuman-Mu. Sungguh, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.

4. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.

Bait Pengantar Injil Yohanes 1:49b

Refr. Alleluya.

Rabi, Engkau Anak Allah, Engkaulah raja Israel.

Bacaan Injil Matius 15:1-2.10-14

"Tuhan, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air"

Inilah Injil suci menurut Matius:

Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem. Mereka berkata, “Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.”

Yesus lalu memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, “Dengarkan dan camkanlah, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.”

Maka datanglah para murid dan bertanya kepada Yesus, “Tahukah Engkau bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang Farisi?” Tetapi Yesus menjawab, “Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga, akan dicabut sampai akar-akarnya.

Biarkanlah mereka itu. Mereka itu orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lubang.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkini