Dan terakhir tentang Ibu anak-anak Zebedeus yang datang menyembah di depan Yesus untuk meminta kedua anaknya Yohanes dan Yakobus bisa duduk di sebelah kiri dan kanan saat kemuliaan Tuhan nanti.
Kisah permintaan ibu inilah yang kita dengarkan dalam injil hari ini.
Dari semua kisah tentang Santo Yakobus terlihat bahwa sangat jarang kita temukan kisah khusus tentang Rasul Yakobus ini.
Namun dari situ kita melihat bahwa Yakobus sangat rendah hati dan selalu ada di belakang layar dan selalu mengedepankan saudaranya Yohanes.
Kisah yang kita dengarkan pada injil hari ini memberikan inspirasi kepada kita tentang bagaimana hidup kita kelak.
Kisah itu dimulai dari ibu dan anak-anak Zebedeus datang kepada Yesus dan sujud di hadapan Yesus dan meminta sesuatu lalu kata Yesus, “Apa yang kau kehendaki?”
Jawab ibu itu: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam kerajaanMu, yang seorang di sebelah kananMu dan yang seorang di sebelah kiriMu.”
Kalau melihat permintaan ibu ini memang langsung mendapat reaksi baik oleh Yesus maupun murid-murid yang lainnya.
Yesus sendiri bereaksi, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?
Dan kata mereka, “Kami dapat.”
Kata Yesus, "CawanKu memang akan kamu minumm tetapi hal duduk di sebelah kananKu atau di sebelah KiriKu Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa BapaKu telah menyediakannya.”
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 25 Juli 2023, Melayani Orang Banyak Tanpa Pamrih
Rekasi Yesus ini menjadi sebuah kebenaran yang harus tertanam dalam diri kita semua. Allah selalu punya kuasa untuk menentukan kehidupan kita di masa yang akan datang dalam pengadilan terakhir.
Kita sedikit pun tidak punya kuasa apa pun termasuk Putra Manusia yang duduk dalam kerajaan Bapa itu. Maka yang paling penting bagi kita adalah bukan soal meminta kepada Tuhan tentang masa depan hidup kita, tetapi bagaimana kita bisa hidup baik pada hari ini agar kita dianggap layak oleh Bapa di surga untuk masuk dalam kerajaanNya.
Ini yang perlu kita bangun sebagai sebuah kesadaran iman bahwa yang paling penting adalah semua kesadaran untuk melakukan semua kebajikan dalam hidup kita.
Kadang kita dalam hidup ini terlalu sering meminta kepada Tuhan, tapi sulit untuk menanggung konsekuensi yang harus kita pikul.