Akhirnya mereka memisahkan diri dan mencari tempat mereka masing-masing untuk didiami termasuk ternak-ternak mereka.
Kebijaksanaan ini memang diperlukan dalam hidup harian kita agar setiap kita tidak merasa disisihkan satu dengan yang lain.
Karena apa pun yang kita sukai atau tidak sukai orang lain perbuat kepada kita hal yang sama juga berlaku demikian kepada kita.
Abram telah mengambil jalan tengah yang bijaksana ketika ada masalah di antara dirinya dan Lot.
Secara khusus Yesus dalam injil hari ini menekankan hal ini untuk kita perhatikan.
Yesus dalam Kotbah di Bukit ini mengambil satu topik pengajaranNya, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”
Bagi Yesus, ajaranNya ini sudah mencakupi isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Yesus sebenarnya dalam konteks ini mau memberikan satu ajaran yang sederhana dan sudah diketahui oleh semua orang.
Menjadi persoalan di sini adalah kecenderungan manusiawi kita bahwa kita lebih suka atau mau orang hanya perlakukan kita dengan baik tanpa memikirkan apakah kita sudah berbuat baik kepada orang lain atau tidak.
Hal ini terjadi karena egoisme diri kita yang lebih suka untuk dihormati dan dihargai semua terfokus dengan diri kita dan tak perlu memperhatikan orang lain.
Ketika orang lain tidak melakukan sesuatu kebaikan untuk kita, kita bahkan mengambil sikap marah karena kita merasa tidak dihormati atau dihargai.
Padahal kita sendiri tak pernah juga melakukan sesuatu apa pun untuk orang lain.
Kecenderungan seperti inilah yang membuat kita gampang sekali jatuh dalam egosime diri kita yang selalu mau supaya orang lain yang harus lakukan untuk kita tanpa kita melakukannya juga untuk orang lain.
Jadi sebenarnya jangan pernah bermimpi bahwa orang akan membantu kalau kita sendiri tidak pernah membantu orang lain dalam hidup kita.
Yesus hari ini benar-benar menegur kita untuk selalu kembali kepada diri kita sendiri dulu.