Ditemukan sebesar 8,54 % (7 kasus) pada kelompok umur 15-19 tahun dan 6,09 % (5 kasus) pada kelompok umur <1>
2. Pola Kasus Demam Berdarah MenurutJenis Kelamin
Gambar 2 menunjukkan bahwa dari 82 penderita Demam Berdarah, mayoritas
penderita DBD berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 52,63 % (52 kasus).
Sementara, penderita DBD laki-laki sebesar 30,37 % (30 kasus).
3. Pola Kasus Demam Berdarah Menurut Variabel Waktu
Dari peta distribusi DBD Periode Januari – November 2022 terlihat bahwa kelurahan Sikumana memiliki penduduk yang terbanyak menderita DBD yakni sebanyak 23 orang pada tahun 2022 dengan jumlah kematian sebanyak 1 orang, sedangkan kelurahan Fatukoa adalah kelurahan yang memiliki penduduk yang paling sedikit menderita Demam Berdarah pada tahun 2023 yakni sebanyak 2 orang Upaya pengendalian kejadian Demam Berdarah yang telah dilakukan di UPTD Puskesmas Sikumana, antara lain:
1. Penyelidikan Epidemiologi
Penyelidikan epidemiologi dilaksanakan dalam kurun waktu 1 x 24 jam setelah kejadian terutama setelah mendapat laporan (melalui telepon, whatsapp atau media sosial).
Baca juga: Waspada dan Kenali 8 Gejala Penyakit Demam Berdarah
Penyelidikan epidemiologi bertujuan untuk mengetahui kronologis penyakit Demam Berdarah Dengue, mengidentifikasi faktor penyebab dan menentukan upaya penanggulangannya.
2. KIE mengenai PSN (Komunikasi, Informasi dan Edukasi mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk)
PSN adalah sebuah gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M Plus yang terdiri dari :
• Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain
• Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya
• Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.
Sedangkan untuk Plus-nya, kegiatan pencegahan DBD lainya bisa dilakukan seperti :